
Pengaruh Umur Pindah Tanam Bibit dan Populasi Tanaman terhadap Hasil dan Kualitas Sayuran Pakcoy (Brassica campestris L., Chinensis group) yang Ditanam dalam Naungan Kasa di Dataran Medium
Author(s) -
Ferry Firmansyah,
Tino M. Onngo,
Aos M. Akyas
Publication year - 2009
Publication title -
jurnal agrikultura/jurnal agribisnis dan agrowisata : the journal of agribusiness and agritourism/jurnal agribisnis dan agrowisata
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2685-3345
pISSN - 2301-6523
DOI - 10.24198/agrikultura.v20i3.963
Subject(s) - horticulture , biology
Di daerah tropis, intensitas cahaya dan suhu udara tinggi adalah masalah yang dihadapi pada budidaya sayuran introduksi dari daerah subtropis sehingga sayuran tersebut harus ditanam di dataran tinggi. Dalam usaha penanaman tanaman sayuran dataran tinggi di dataran medium, penaungan adalah salah satu usaha untuk mengatasi masalah tersebut. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh interaksi dari naungan bahan kasa untuk memanipulasi faktor lingkungan dengan kultur teknik (umur pindah tanam bibit dan populasi tanaman) terhadap pertumbuhan, hasil, dan kualitas hasil tanaman pakcoy. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi dengan dua faktor dan tiga ulangan. Petak utama adalah penggunaan naungan dan anak petak adalah kombinasi umur pindah tanam dan populasi tanaman. Hasil percobaan menunjukkan bahwa interaksi antara penggunaan naungan dan kombinasi teknik budidaya hanya terlihat pada luas daun saat panen. Penggunaan naungan pada populasi 50 tanaman m-2 dengan umur bibit 2 dan 3 minggu menghasilkan luas daun yang lebih lebar dibandingkan perlakuan lainnya. Naungan kasa mampu menurunkan intensitas cahaya matahari pada siang hari sampai sekitar 32 % dan berakibat pada penurunan suhu siang hari sekitar 2 OC – 3 OC. kondisi ini menyebabkan pertumbuhan tanaman lebih tinggi, hasil panen lebih banyak, persentase jumlah tanaman layak pasar lebih besar, serta warna hijau daun yang lebih cerah. Kombinasi umur bibit 2 minggu dan populasi 50 tanaman m-2, menghasilkan tanaman dengan jumlah daun lebih banyak. Pada pertanaman dengan populasi 50 tanaman m-2, bobot kering pupus dan akar lebih tinggi sedangkan dengan populasi 100 tanaman m-2 hasil panen lebih tinggi.