
PENERAPAN SEMANGAT 45 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PPKn PADA SISWA KELAS VIII.A DI SMP NEGERI 10 METRO TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Author(s) -
Farida Humayati
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal guru indonesia
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2775-684X
DOI - 10.24127/jgi.v1i4.1141
Subject(s) - humanities , art , sociology
Perjalanan perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan memberikan pengalaman batin bagi para pejuang untuk berani dan bersedia mengorbankan jiwa raga sehingga akhirnya bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tahun 1945. Semangat kemerdekaan mendorong generasi terdahulu untuk mempertahankan dan membangun negara. Semangat inilah yang disebut sebagai Semangat 45 dan harus diwarisi oleh generasi penerusnya. Namun apa yang tampak sekarang ini, para siswa SMP, khususnya SMPN 10 Metro kurang menjiwai Semangat 45 tersebut untuk mencapai tujuan belajar Penerapan Kurikulum 2013 dengan kekuatan pendekatan saintifik menjadi tantangan para guru PPKn di SMPN 10 Metro untuk mendorong semangat para siswa untuk mncapai pprestasi belajar yang lebih baik lagi. Semangat 45 tercapai dengan adanya kebersamaan dan sikap konsisten untuk menyelesaikan apa yang ditugaskan oleh setiap individu. Kebersamaan tersebut dapat diwadahi dengan penerapan pembelajaran diskusi bersama dan penugasan. Namun pembelajaran diskusi bersama dan penugasan belum dioptimalkan dengan maksimal selama pembelajaran PPKn kelas VIII di SMPN 10 Metro.
Penelitian dilaksanakan di SMPN 10 Metro pada siswa kelas VIII.A, berjumlah 31 siswa, Semester Ganjil, Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan Juli sampai dengan September tahun 2016. Pada saat prasiklus pembelajaran dengan pendekatan dilakukan, setelah dievaluasi berbagai kesulitan yang ada karena hasil belajar siswa masih rendah. Pada siklus I, selain penerapan pendekatan saintifik, induksi dan doktrin Semangat 45 dilakukan kepada siswa-siswa. Mempertontonkan beberapa film dokumenter tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan, maka guru dan siswa menguatkan dengan mengelompokan 31 siswa menjadi ber”4” dan ber”5” menjadi 7 kelompok untuk bekerja sama melaksanakan langkah saintifik dan diskusi. Pada siklus II, selain penerapan saintifik, siswa menjadi ber”4” dan ber”5” mengerjakan tugas yang selanjutnya menjadi bahan diskusi dan presentasi.
Prestasi belajar siswa terus meningkat dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Perhatikan gambar di bawah ini. Pada siklus II, nilai tertinggi mencapai 80, nilai terendah 50, rata-rata mencapi 73, dan simpangan baku hanya 12 dan ketuntasan siswa mencapai 31 orang atau 100%. Aktivitas diskusi dari siklus I ke II meningkat, Gagasan mencapai 55 memuncak 77 meningkat 23, Kerja sama mencapai 59 memuncak 77 meningkat 18, Inisiatif mencapai 63 memuncak 79 meningkat 16, Keaktifan mencapai 61 memuncak 72 meningkat 10, Bahasa mencapai 51 memuncak 73 meningkat 23. Gagasan mencapai 67 memuncak 76 meningkat 9, Kerja sama mencapai 55 memuncak 70 meningkat 15, Inisiatif mencapai 55 memuncak 78 meningkat 23, Keaktifan mencapai 59 memuncak 77 meningkat 19, Bahasa mencapai 60 memuncak 74 meningkat 14. Pada siklus II, tidak ada lagi kemampuan kurang dan cukup, sedangkan 61% baik dan 39% sangat baik. Aktivitas siswa dalam penugasan terus meningkat dari prasiklus, siklus I, dan mencapai puncaknya pada siklus II. Penentuan mencapai 48 memuncak 72 meningkat 23, Kelangkapan informasi mencapai 47 memuncak 70 meningkat 23, Bahan tayang mencapai 74 memuncak 82 meningkat 8, Isi laporan mencapai 52 memuncak 74 meningkat 22, Penggunaan bahasa mencapai 67 memuncak 73 meningkat 6. Peningkatan aktivitas berujung pada perubahan kemampuan dalam mengerjakan tugas. Pada siklus I, tidak ada predikat kurang, namun predikat cukup masih ada 3%, kemampuan baik 97%, kemudian pada siklus II, sudah ada tidak ada kemampuan kurang dan cukup, 39% menunjukkan baik dan 61% sangat baik.