z-logo
open-access-imgOpen Access
HADIS GADIR KHUM DALAM PANDANGAN SYIAH DAN SUNNAH
Author(s) -
Izzuddin Washil,
Ahmad Khoirul Fata
Publication year - 2018
Publication title -
al-dzikra /al-dzikra: jurnal studi ilmu al-qur'an dan al-hadits
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
eISSN - 2714-7916
pISSN - 1978-0893
DOI - 10.24042/al-dzikra.v12i1.2925
Subject(s) - humanities , physics , philosophy
Hadis Gadir Khum yang menjadi titik tolak perpisahan mazhab Sunni dan Syiah juga terdapat dalam kitab-kitab hadis utama kaum Sunni. Seperti kaum Syiah, para ulama Sunnah juga mengakui keabsahan derajat hadis-hadis tersebut. Bahkan hadis-hadis itu dianggap mutawatir. Namun demikian, antara kaum Syiah dan Sunni memiliki pemahaman yang berbeda terhadap hadis-hadis tersebut. Perbedaan terjadi dalam memahami kata mawlā. Sunni berpendapat bahwa kata itu bermakna pelindung/penolong, sementara Syiah berpendapat bahwa kata itu bermakna khalifah/pemimpin. Perbedaan pemahaman ini membawa kedua kelompok tersebut terlibat dalam pertengkaran sepanjang sejarah Islam. Namun demikian, banyak kalangan di Sunni dan Syiah yang berupaya membangun hubungan harmonis dengan mencari hal-hal yang sama di antara keduanya. Semata-mata untuk kepentingan ukhuwwah Islāmiyyah dan kejayaan umat Islam.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here