
IDENTIFIKASI RHODAMIN B PADA SAGU MUTIARA DI PASAR INDUK KOTA BANDUNG TAHUN 2019
Author(s) -
Tantan Widiantara,
Hasnelly
Publication year - 2020
Publication title -
majalah edukasi
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2615-1405
DOI - 10.23969/pftj.v7i1.2691
Subject(s) - physics , humanities , amaranth , food science , chemistry , art
Sagu mutiara merupakan hasil olahan pati sagu yang berbentuk butiran(bulat-bulat) dengan warna merah, putih atau hijau. Warna pada sagu mutiara yang umum dijual tersebut sering kali terang dan mencurigakan. Penggunaan bahan tambahan pangan berbahaya masih marak terjadi karena ketidaktahuan masyarakat terhadap hal ini, terutama dalam hal penggunaan zat pewarna sintetik berbahaya rhodamin B, sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya penambahan rhodamin B pada sagu mutiara di Pasar Induk Kota Bandung dan untuk mengetahui jumlah kontaminasi rhodamin B pada sagu mutiara yang dijual di Pasar Induk Kota Bandung. Pasar Induk dipilih sebagai tempat penelitian karena merupakan pasar terbesar yang biasanya menyalurkan berbagai kebutuhan kepada pasar lain disekitarnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sampel sehingga menghasilkan 13 sampel terpilih dari 12 pedagang. Sebanyak 4 sampel didapatkan dari Pasar Induk Gede Bage dan 9 sampel dari 12 pedagang didapatkan dari Pasar Induk Caringin. Analisis kualitatif zat pewarna dilakukan dengan metode spot test. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan metode spektrofotometri. Hasil penelitian secara kualitatif menunjukkan bahwa sagu mutiara tidak mengandung rhodamin B, namun teridentifikasi pewarna jenis lain yaitu crystal panceau, amaranth dan azorubin A, sehingga tidak dilakukan analisis lebih lanjut secara kuantitatif. Crystal panceau dan Amaranth merupakan bahan pewarna yang dilarang sedangkan azorubin A atau karmoisin merupakan bahan pewarna yang diperbolehkan dalam batas tertentu. Sampel yang teridentifikasi sebagai produk yang mengandung pewarna crystal panceau sebanyak 10 sampel, sedangkan sampel yang teridentifikasi mengandung pewarna amaranth dan azorubin A masing-masing sebanyak satu sampel, lalu satu sampel lainnya tidak teridentifikasi jenis pewarnanya