
EFIKASI HERBISIDA PARAKUAT DIKLORIDA TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA DAN TANAMAN SERTA HASIL KEDELAI (Glycine max L. Merr)
Author(s) -
Gangga Prastita Sari,
Herry Susanto,
Kuswanta Futas Hidayat,
Hidayat Pujisiswanto
Publication year - 2020
Publication title -
jurnal agrotek tropika/jurnal agrotek tropika.
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2620-3138
pISSN - 2337-4993
DOI - 10.23960/jat.v8i3.4543
Subject(s) - horticulture , biology
Keberadaan gulma pada lahan budidaya tanaman kedelai menyebabkan terjadinya penurunan mutu dan produksi. Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan pengelolaan yaitu pengendalian gulma. Salah satu metode pengendalian gulma adalah secara kimiawi menggunakan herbisida. Herbisida yang digunakan dalam penelitian ini adalah herbisida parakuat diklorida. Herbisida tersebut bersifat kontak sehingga diharapkan cepat dalam mengendalikan gulma. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dosis herbisida parakuat diklorida yang efektif dalam mengendalikan gulma pada lahan budidaya tanaman kedelai, mengetahui apakah terjadi perubahan komposisi gulma akibat aplikasi herbisida parakuat diklorida, serta mengetahui apakah terjadi fitotoksisitas dan penghambatan pertumbuhan serta hasil tanaman kedelai akibat aplikasi herbisida parakuat diklorida. Penelitian dilakukan di lahan petani Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai bulan Februari hingga Mei 2019. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat ulangan dan enam perlakuan yaitu herbisida parakuat diklorida dosis 405 g/ha, 540 g/ha, 675 g/ha, 810 g/ha , penyiangan manual, dan kontrol. Homogenitas ragam data diuji dengan uji Bartlett, additivitas data diuji dengan uji Tukey, dan perbedaan nilai tengah diuji dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Herbisida parakuat diklorida dosis 405–810 g/ha efektif mengendalikan gulma total, gulma golongan daun lebar, gulma golongan rumput serta gulma dominan (Croton hirtus, Mimosa invisa, Rottboellia exaltata, dan Synedrella nodiflora)di areal tanaman kedelai hingga 6 MSA. Herbisida parakuat diklorida menyebabkan perubahan komposisi gulma antara 29-49 % pada 3 MSA dan 23-38 % pada 6 MSA. Aplikasi herbisida parakuat diklorida dosis 405 – 810 g/ha menyebabkan fitotoksisitas dalam skala ringan dengan rentang toksisitas 5–20 %, dosis 405–810 g/ha tidak menghambat pertumbuhan dan produksi kedelai lebih rendah pada perlakuan herbisida dosis 405 – 675 g/ha.