
PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBERIAN MULSA BAGAS TERHADAP KANDUNGAN BIOMASSA KARBON MIKROORGANISME (C-MIK) TANAH PADA LAHAN PERTANAMAN TEBU TAHUN KEDUA
Author(s) -
Trisina Dwi Pratiwi,
Ainin Niswati,
Mas Achmad Syamsul Arif,
Henrie Buchari
Publication year - 2013
Publication title -
jurnal agrotek tropika/jurnal agrotek tropika.
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2620-3138
pISSN - 2337-4993
DOI - 10.23960/jat.v1i3.2063
Subject(s) - horticulture , physics , mathematics , biology
Penelitian ini bertujuan untuk menduga pengaruh olah tanah dan pemberian mulsa bagas terhadap biomassa karbon mikroorganisme (C-mik) tanah. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan petak terbagi dan disusun secara split plot dengan 5 ulangan. Sebagai petak utama adalah perlakuan sistem olah tanah (T) yaitu: T0 = tanpa olah tanah; T1 = olah tanah intensif dan anak petak dalam penelitian ini adalah penggunaan limbah pabrik gula (M) yaitu: M0= tanpa mulsa ; M1= mulsa bagas 80 ton ha-1. Kombinasi perlakuan yang diterapkan adalah sebagai berikut: T0M0= tanpa olah tanah + tanpa mulsa bagas, T0M1= tanpa olah tanah + mulsa bagas 80 t ha-1, T1M0 = olah tanah intensif + tanpa mulsa bagas, dan T1M1= olah tanah intensif + mulsa bagas 80 t ha-1. Semua petak perlakuan diaplikasikan pupuk Urea dengan dosis 300 kg ha-1, pupuk TSP 200 kg ha-1, pupuk Muriat of Potash (MOP) 300 kg ha-1, dan aplikasi bagas, blotong, dan abu (BBA) segar (5:3:1) 80 t ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan sistem olah tanah dan pemberian mulsa bagas tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan C-mik dan beberapa sifat kimia tanah seperti kelembaban dan pH tanah dan juga tidak terdapatnya korelasi antara C-mik dengan C-organik tanah, N-total tanah, reaksi tanah, kelembaban tanah, serta suhu tanah. Hal ini diduga bahwa mulsa bagas dengan nisbah C/N yang sangat tinggi (>86) sangat lambat dirombak oleh mikroorganisme. Lambatnya perombakan bahan organik dengan nisbah C/N yang sangat tinggi itu berkaitan dengan terbatasnya pasokan karbon dan/ atau energi untuk pembentukan dan perkembangan biomassa mikroba tanah. Waktu penelitian selama dua tahun masih belum cukup untuk melihat dampak aplikasi bagas pada tanah perkebunan tebu.