
PELUANG ANAK-ANAK BEKERJA MENURUT KARAKTERISTIK ANAK, RUMAH TANGGA, DAN KEPALA RUMAH TANGGA DI BALI
Author(s) -
I Made Juli Ardana
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal ilmu sosial dan humaniora (jish)/jurnal ilmu sosial dan humaniora
Language(s) - Slovenian
Resource type - Journals
eISSN - 2549-6662
pISSN - 2303-2898
DOI - 10.23887/jish-undiksha.v10i2.35042
Subject(s) - humanities , art
Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran mengenai karakteristik pekerja anak di Bali tahun 2020. Latar belakang munculnya pekerja anak sangat penting untuk diketahui, agar kebijakan yang diambil dalam pengentasan pekerja anak tepat sasaran. Data yang digunakan bersumber dari Susenas Maret 2020 dan metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi logistik biner. Analisis deskriptif digunakan untuk mendapatakan gambaran umum kondisi pekerja anak. Analisis regresi logistik biner digunakan untuk menguji variabel-variabel yang berpengaruh terhadap munculnya pekerja anak. Variabel karakteristik anak diwakili oleh usia dan jenis kelamin anak, variabel rumah tangga direpresentasikan oleh wilayah tempat tinggal, penerimaan bantuan pangan tunai, penerimaan kredit, kelompok pengeluaran, dan jumlah anggota rumah tangga. Variabel karakteristik kepala rumah tangga dicerminkan oleh umur, jenis kelamin, status perkawinan, jam kerja, status disablilitas, pendidikan dan status bekerja kepala rumah tangga. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa klasifikasi daerah tempat tinggal, jenis kelamin anak, usia anak, usia kepala rumah tangga, status perkawinan kepala rumah tangga, status disabilitas kepala rumah tangga, tingkat pendidikan kepala rumah tangga, dan penerimaan bantuan pangan tunai rumah tangga berpengaruh signifikan terhadap munculnya pekerja anak. Pekerja anak di Bali, dua pertiga di antaranya berjenis kelamin perempuan. Persentase pekerja anak pada kelompok pengeluaran 40 persen terbawah jauh lebih tinggi daripada pekerja anak pada kelompok pengeluaran 20 persen teratas. Anak-anak perempuan, memiliki kepala rumah tangga disabilitas, status perkawinan kepala rumah tangga tidak kawin/cerai, kepala rumah tangga berpendidikan SD, dan rumah tangganya menerima bantuan pangan berpeluang lebih besar untuk bekerja.