
Analisis Masalah Penyakit Menular Prioritas Di Provinsi Sulawesi Tengah
Author(s) -
Mohamad Rizaldi,
Tri Yunis Miko Wahyono,
I Made Suardiyasa
Publication year - 2022
Publication title -
preventif
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2528-3375
pISSN - 2088-3536
DOI - 10.22487/preventif.v13i1.464
Subject(s) - medicine
Provinsi Sulawesi Tengah masih menghadapi masalah penyakit endemis seperti Sistosomiasis serta KLB yang rutin terjadi menambah permasalahan penyakit menular. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menentukan masalah penyakit menular prioritas serta penyebab penyakit menular prioritas. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2020 hingga Februari 2021 di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan mereview profil kesehatan tahun 2015-2019 dan data terkait lainnya. Prioritas masalah menggunakan metode PAHO-Adapted-Hanlon dan analisis penyebab masalah prioritas menggunakan metode Root Cause Analysis. Hasil Identifikasi masalah penyakit menular di Provinsi Sulteng yaitu CNR TB 220/100.000 penduduk dengan CFR 3,5%. Kasus HIV sebanyak 1811 kasus dan AIDS sebanyak 913 kasus dengan CFR 7%. Prevalensi Kusta 0,83/100.000 penduduk. Cakupan penemuan kasus pneumonia balita hanya 55,3% dengan CFR 0,12%, IR diare 17,3/1000 penduduk. API Malaria sudah mencapai 0,04/1000 penduduk. Kasus GHPR 3461 kasus dengan kasus Rabies Lyssa 8 kasus. IR Filariasis 6,3/100.000 penduduk dengan CFR 2,1%. PR Sistosomiasis pada manusia 0,1% sedangkan pada keong 2,5%. Hanya 1 kasus difteri yang ditemukan, terdapat 5 kasus Rubella dan tidak ada kasus campak. AFP rate 2,17/100.000 penduduk. Dari uraian tersebut, prioritas masalah penyakit menular di Provinsi Sulawesi Tengah yaitu Tuberkulosis (skor: 35,7), Rabies (Skor: 26,2) dan Demam Berdarah Dengue (Skor:24,5). Diharapkan dapat meningkatkan angka penemuan kasus TB dan jumlah layanan TB-RO, meningkatkan jumlah rabies center dan pengetahuan masyarakat terkait rabies serta meningkatkan kesadaran masyarakat terkait PSN.