
Aplikasi Asap Cair Batubara Sebagai Koagulan Lateks Serta Pengaruhnya Terhadap Struktur dan Kualitas Lateks
Author(s) -
Nindi Vintiani,
M. Naswir,
Hadistya Suryadri
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal engineering
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2623-1522
pISSN - 2461-0526
DOI - 10.22437/jurnalengineering.v3i1.12151
Subject(s) - physics
Produktivitas karet di Indonesia memiliki nilai yang rendah baik dalam segi kuantitas maupun kualitas bila dibandingkan dengan negara lain produsen karet seperti Malaysia dan Thailand. Kurangnya pengetahuan petani karet terhadap proses pengolahan bahan olahan karet dan proses koagulasi lateks, menjadi salah satu penyebab rendahnya mutu karet di Indonesia. Pada penelitian ini, asap cair batubara grade III dan non grade dengan masing-masing konsentrasi sebesar 10%, 25%, 45%, 50%, dan 60%, digunakan sebagai koagulan lateks untuk memperoleh penggumpalan dan kualitas karet yang baik. Koagulum karet yang dihasilkan digiling dan dikering anginkan. Selanjutnya dilakukan pengukuran kualitas menggunakan merode SNI-06-1903-2000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asap cair batubara grade III dan nongrade dapat menggumpalkan lateks dengan baik dimulai pada konsentrasi asap cair batubara grade III dan non grade 25%. Semakin tinggi konsentrasi asap cair batubara grade III dan nongrade yang digunakan, maka semakin kecil: kadar kotoran, kadar abu, kadar zat menguap, serta warna koagulum karet semakin kecoklatan hingga kehitaman stelah beberapa waktu. Dalam penelitian menunjukkan bahwa asap cair batubara grade III 10% dan non grade 10% dan 25% tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri karena rendahnya kandungan senyawa asam dalam asap cair, sehingga pada penyimpanan selama 5 hari tumbuh belatung pada koagulum. Konsentrasi asap cair batubara baik grade III maupun non grade yang optimal dalam koagulasi lateks yaitu konsentrasi 45%, konsentrasi yang dibutuhkan tidak terlalu besar akan tetapi karet yang dihasilkan dari proses koagulasi memiliki kualitas yang baik dan memenuhi standar SNI. Struktur karet dipengaruhi oleh kualitasnya, semakin rendah kualitas karet maka karet akan semakin berongga karna penggumpalannya tidak dapat terjadi secara sempurna, akibatnya karet akan berongga dan mudah putus apabila ditarik.