Open Access
EFEK FRAKSI AIR EKSTRAK UMBI BIDARA UPAS (Merremia mammosa (LOUR.)) TERHADAP KEPADATAN KOLAGEN PADA LUKA TIKUS DIABETES
Author(s) -
Gusfita Trisna Ayu Putri,
Elly Nurus Sakinah
Publication year - 2020
Publication title -
deleted journal
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2354-8797
DOI - 10.22435/jtoi.v13i1.1116
Subject(s) - medicinal plants , traditional medicine , geography , consumption (sociology) , medicine , social science , sociology
ABSTRACT
The data showed that 63.10% of Indonesian people choose self-medication, and 21.41% of them take traditional medicine and only 3.96% of them take an other treatments. North Sumatra is one of the province which have a variety of medicinal plants. In the year of 2000 until 2006 there was an increasing of the traditional medicine utilization that reach of 23.10%. This fact showed that traditional medicinal plants have a pivotal role in improving the economy of North Sumatra Province. This study aims to determine: (1) the development of traditional medicinal plant production, (2) the form of consumption of traditional medicinal plants, (3) the trade of traditional medicinal plants in North Sumatra, (4) the relationship between the exchange rate and the amount of exports of traditional medicinal plants. The research was carried out by literature study and quantitative approach study. The population and sample study was the people who use medicinal plant and traditional medicine in the North Sumatera Province. The study also used secondary data from various sources related to the use of traditional medicinal plants. The results of the study revealed that (1) Production of traditional medicinal plants (jahe, laos, kencur, kunyit, lempuyang, temulawak, temuireng, temulawak, temukunci, cucumber, kapulaga, mengkudu, mahkota dewa, kejibeling, sambiloto and lidah buaya) in North Sumatra Province from 2013-2017 were very fluctuatif (2) Consumption of traditional medicinal plants in the North Sumatra province from 2013-2017 has increased to meet the demand of the pharmaceutical industry, traditional medicine industry and microbusiness of traditional medicine, (3) traditional medicinal plants trading in North Sumatra Province carried out between districts, provinces and international (export) (4) there is no relationship between international trade in medicinal plants with the exchange rate of the rupiah. Keywords: traditional medicinal plants, trade, consumption, exchange rates, exports
ABSTRAK
Data menyebutkan bahwa 63,10% masyarakat Indonesia memilih pengobatan sendiri, dimana 21,41% diantaranya melakukan pengobatan tradisional dan 3,96% melakukan pengobatan lain. Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi penghasil aneka ragam tanaman obat tradisional. Dalam kurun waktu 6 tahun dari tahun 2000 sampai 2006, terjadi peningkatan penggunaan obat tradisional sebanyak 23,10 %. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tanaman obat tradisional memiliki potensi yang kuat dalam meningkatkan perekonomian Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perkembangan produksi tanaman obat tradisional, (2) bentuk konsumsi tanaman obat tradisional, (3) perdagangan tanaman obat tradisional di Sumatera Utara dan (4) hubungan antara nilai kurs dengan jumlah ekspor tanaman obat tradisional. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dan analisis kuantitatif. Populasi dan sampel penelitian merupakan masyarakat yang melakukan pengobatan secara tradisional di berbagai kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara dan juga menggunakan data sekunder dari berbagai sumber terkait penggunaan tanaman obat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Produksi tanaman obat tradisional (jahe, lengkuas, kencur, kunyit, lempuyang, temulawak, temuireng, temulawak, temukunci, dringgo, kapulaga, mengkudu, mahkota dewa, kejibeling, sambiloto dan lidah buaya) di Provinsi Sumatera Utara mengalami fluktuasi dari tahun 2013-2017 (2) Konsumsi tanaman obat tradisional di Provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan dari tahun 2013-2017 dan konsumsi dilakukan dalam bentuk ramuan oleh masyarakat serta dijadikan sebagai bahan baku untuk industri farmasi, industri tanaman obat tradisional dan usaha mikro tanaman obat tradisional, (3) perdagangan tanaman obat tradisional di provinsi Sumatera Utara dilakukan antar kabupaten, provinsi sampai level internasional (ekspor) (4) tidak ada hubungan antara perdagangan tanaman obat secara internasional dengan nilai kurs rupiah.
Kata kunci: tanaman obat tradisional, perdagangan, konsumsi, kurs, ekspor