Open Access
Pengaruh Riwayat Kesehatan Reproduksi terhadap Kejadian Mioma Uteri pada Perempuan di Perkotaan Indonesia
Author(s) -
Tumaji Tumaji,
Rukmini Rukmini,
Oktarina Oktarina,
Nailul Izza
Publication year - 2020
Publication title -
buletin penelitian sistem kesehatan
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2354-8738
pISSN - 1410-2935
DOI - 10.22435/hsr.v23i2.3238
Subject(s) - medicine , gynecology , incidence (geometry) , obstetrics , infertility , population , myoma , multivariate analysis , demography , pregnancy , uterus , environmental health , physics , sociology , biology , optics , genetics
Uterine myoma is a reproductive health problem that causes serious morbidity and can aect the quality of life of su erers. Many factors cause uterine myoma. This study aims to analyze the factors related to reproductive health history that can inuence the occurrence of uterine myoma in women in urban Indonesia. This study is a non-intervention analysis which is a further analysis of the 2016 PTM Research results. The 2016 PTM research design is cross-sectional. The population is all women aged 25-64 years in urban Indonesia. Data collection was carried out by interview. In this paper, the data analyzed were respondent characteristics, reproductive health history and the incidence of uterine myomas. Data were analyzed univariate, bivariate, and multivariate. The results showed that the age of menarche and parity did not a ect the incidence of uterine myoma (p= 0.861 and p= 0.424). Meanwhile, giving birth to a child for the rst time under the age of 30 reduced the risk by 48% (95% CI: 0.439-0.607). Having children 1-2 has a risk of 1.3 times greater than those who have more than 2 children (95% CI: 1.126-1.463). Use of contraceptives decreases risk by 30% (95% CI: 0.613-0808). The use of hormonal drugs for infertility treatment increases the risk 3.2 times greater (95% CI: 2.562-4.013). Women who did not use hormone replacement therapy were reduced by around 74% (95% CI: 0.114-0.608). The incidence of uterine myoma is inuenced by the age of rst birth, number of children, use of contraceptives, use of hormonal drugs for infertility treatment, and hormone replacement therapy drugs. Health promotion is needed so that risk factors that can be prevented/modi ed can be minimized to reduce the chance of developing uterine myoma.
Abstrak
Mioma uteri merupakan masalah kesehatan reproduksi yang menyebabkan morbiditas yang cukup serius serta dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Banyak faktor yang menjadi penyebab mioma uteri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang terkait riwayat kesehatan reproduksi yang dapat mempengaruhi terjadinya mioma uteri pada perempuan di perkotaan Indonesia. Penelitian ini adalah analisis non-intervensi yang merupakan analisis lanjut dari data hasil riset PTM 2016. Desain riset PTM 2016 adalah potong lintang dengan populasi seluruh perempuan usia 25–64 tahun di perkotaan Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Dalam tulisan ini, data yang dianalisis adalah karakteristik responden, riwayat kesehatan reproduksi serta kejadian mioma uteri. Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil menunjukkan umur menarche dan paritas tidak berpengaruh terhadap kejadian mioma uteri (p= 0,861 dan p= 0,424). Sementara itu, melahirkan anak pertama kali di bawah umur 30 tahun menurunkan risiko sebesar 48% (95%CI: 0,439–0,607). Memiliki anak 1–2 memiliki risiko 1,3 kali lebih besar dibandingkan dengan yang memiliki anak lebih dari 2 (95%CI: 1,126–1,463). Penggunaan alat kontrasepsi menurunkan risiko sebesar 30% (95%CI: 0,613–0,808). Penggunaan obat-obatan hormonal pengobatan infertilitas meningkatkan risiko 3,2 kali lebih besar (95%CI: 2,562–4,013). Perempuan yang tidak menggunakan obat-obatan terapi sulih hormon risikonya berkurang sekitar 74% (95%CI: 0,114–0,608). Kejadian mioma uteri dipengaruhi oleh umur pertama kali melahirkan, jumlah anak, penggunaan alat kontrasepsi, penggunaan obat-obatan hormonal pengobatan infertilitas, dan obat-obatan terapi sulih hormon. Diperlukan promosi kesehatan sehingga faktor risiko yang dapat dicegah/dimodi kasi dapat diminimalkan untuk mengurangi peluang terkena mioma uteri.