z-logo
open-access-imgOpen Access
Hisab Urfi Syekh Abbas Kutakarang: Kajian Etnoastronomi dalam Penentuan Awal Bulan Hijriah
Author(s) -
Hasna Tuddar Putri
Publication year - 2020
Publication title -
media syari'ah : wahana kajian hukum islam dan pranata sosial/media syari'ah: wahana kajian hukum islam dan pranata sosial
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2579-5090
pISSN - 1411-2353
DOI - 10.22373/jms.v21i1.6476
Subject(s) - humanities , art , physics , mathematics
Perkembangan keilmuan falak merupakan buah karya atas kembalinya para ulama ke Indonesia dari Makkah maupun Timur Tengah. Mulai saat itu lahir beberapa tokoh falak dengan karyanya dengan model perhitungan yang bermacam-macam dan terus berkembang hingga sekarang. Salah satu ulama Aceh yang masih dikenal adalah Syekh Abbas Kutakarang. Ia terkenal sebagai ahli astronomi maupun astrologi di dunia Melayu. Berangkat dari hal tersebut, maka penulis ingin menelusuri bagaimana kontribusi Syekh Abbas Kutakarang tentang hisab penentuan awal bulan Hijriah. Penulis menggunakan penelitian jenis library research untuk mengumpulkan data tentang pemikiran Syekh Abbas Kutakarang dengan karyanya Tāj al-Mulūk yang terkait dengan hisab penentuan awal bulan Hijriah sebagai sumber primer. Hasil penelitian menyebutkan karya Syekh Abbas Kutakarang yang fenomenal adalah kitab Tāj al-Mulūk, di dalamnya terdapat konsep hisab urfi yang hampir sama dengan hisab aboge. Selama ini hisab urfi seperti aboge hanya dikenal di Jawa. Faktanya, Syekh Abbas Kutakarang juga menggunakan hisab seperti sistem aboge tetapi dengan konsep yang berbeda. Hisab urfi Syekh Abbas Kutakarang unik dan berbeda dengan hisab aboge dalam penentuan awal bulan Hijriah. Ia menggunakan kaidah ilmu falak tidak hanya untuk keperluan ibadah, melainkan untuk menghitung hari baik dan buruk, untuk pertanian dan menghitung musim. Hisab urfi Syekh Abbas Kutakarang dalam kajian ilmu falak tergolong dalam kajian etnoastronomi yaitu kajian yang menghubungkan antara astronomi dan budaya dalam penggunaan kaidah falak.Abstract: The development of astronomy is a work of the return of the scholars to Indonesia from Mecca and the Middle East. From then on, several celestial figures were born with their work with various calculation models and continue to grow until now. One of the Acehnese scholars who is still well known is Sheikh Abbas Kutakarang. He is famous as an astronomer and astrologer in the Malay world. Departing from this, the authors want to explore how the contribution of Sheikh Abbas Kutakarang about hisab of the beginning of the Hijri month. The author uses research library type research to collect data about the thoughts of Sheikh Abbas Kutakarang with his work Tāj al-Muluk related to hisab of early Hijri months as a primary source. The results of the study mention the phenomenal work of Sheikh Abbas Kutakarang is the book of Taj al-Muluk, in which there is a concept of  urfi hisab which is almost the same as aboge hisab. So far, hisab of Ufi like Aboge is only known in Java. In fact, Sheikh Abbas Kutakarang also uses hisab like the aboge system but with a different concept. Hisab urfi Sheikh Abbas Kutakarang is unique and different from the hisab aboge in the determination of the beginning of the Hijri month. He uses the principle of astronomy not only for religious purposes, but to count good and bad days, for agriculture and for seasons. Hisab urfi Sheikh Abbas Kutakarang in the study of astronomy belongs to the study of ethnoastronomy, the study that connects astronomy and culture in the use of astronomical rules.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here