
MISE EN SCENE PADA IKLAN REJOICE INDONESIA DENGAN ANALISIS SEMIOTIKA
Author(s) -
Surya Darma
Publication year - 2020
Publication title -
proporsi
Language(s) - Spanish
Resource type - Journals
eISSN - 2715-2995
pISSN - 2615-0247
DOI - 10.22303/proporsi.4.2.2019.159-173
Subject(s) - art , humanities
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mise en scene serta pemaknaan denotasi, konotasi, dan mitos analisis Roland Barthes pada iklan Rejoice Indonesia. Iklan Rejoice Indonesia menampilkan Fatin Shidqia Lubis sebagai brand ambassador pada penayangan iklan melalui media televisi dan channel youtube resmi Rejoice Indonesia. Musik kolaborasi video “Aku #Hijabisa” merupakan musik kolaborasi video Rejoice dan Fatin. Musik kolaborasi video ini memberi simbol sebagai wanita berhijab jangan takut meraih mimpi dan Rejoice membantu Fatin dan para hijabers untuk meraih mimpinya tanpa masalah rambut. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Objek Penelitian dan Unit Analisis pada penelitian ini adalah “ Mise en Scene pada Iklan Rejoice Indonesia dengan Analisis Semiotika”. Sedangkan unit penelitian yaitu analisis keempat unsur Mise en Scene yaitu setting (latar), kostum dan tata rias ( make-up) , pencahayaan, pemain dan pergerakan. Iklan Rejoice Indonesia dibedah menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Makna denotasi yang terlihat yaitu adegan beberapa wanita berhijab sedang menari mengikuti alunan musik dengan gerakan yang sama tanpa takut berkeringat di rambut yang menyebabkan ketombe. Makna konotasi yaitu menjelaskan bahwa seorang wanita berhijab mampu melakukan aktivitas diluar ruangan, hijab tidak menghalangi seorang wanita dalam melakukan beberapa aktivitas seperti bermain basket. Mitos pada Iklan Rejoice Indonesia berkonsep musik kolaborasi memboyong ketidak sengajaan wanita-wanita berhijab yang sedang sibuk dengan aktivitasnya untuk mengikuti lirik lagu dan menari bersama Fatin Shidqia Lubis sebagai brand ambassador . Unsur ketidak sengajaan mengikuti alunan musik dan menari tersebut seperti naluri alami, ditandai dengan kepura-puraan meninggalkan aktivitasnya untuk ikut menari dalam frame tersebut.