
PENGARUH PERBEDAAN LETAK GEOGRAFI TERHADAP POLA PRODUKSI TAHUNAN TANAMAN KARET
Author(s) -
Junaidi Junaidi
Publication year - 2015
Publication title -
warta perkaretan/warta pusat penelitian karet
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2503-5207
pISSN - 0852-8985
DOI - 10.22302/ppk.wp.v34i2.254
Subject(s) - physics , humanities , forestry , horticulture , biology , geography , art
Posisi Indonesia sesungguhnya menguntungkan sebagai negara penghasil karet alam karena berada pada dua posisi yakni di Utara dan Selatan khatulistiwa sehingga puncak produksi diperoleh secara bergantian. Artikel ini mempelajari pola poduksi tahunan di negara-negara produsen karet alam lainnya berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dan data statistik dari International Rubber Study Group (IRSG) selama tahun 2008 -2012. Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa pola umum produksi tahunan dapat dibedakan berdasarkan perbedaan letak geografinya. Puncak produksi tanaman karet di wilayah Selatan khatulistiwa cenderung diperoleh pada semester I (Januari – Juni), sedangkan produksi rendah umumnya terjadi pada semester II (Juli – Desember). Sebaliknya, di wilayah Utara khatulistiwa produksi tinggi pada semester II dan produksi rendah pada semester I. Karena sebagian besar produsen berada di Utara khatulistiwa, maka pola produksi karet alam dunia mengikuti pola produksi di Utara khatulistiwa. Indonesia merupakan negara eksportir karet alam dengan wilayah karet dominan di Selatan khatulistiwa, ekspor Indonesia mengalami peningkatan pada bulan Mei – Juli dimana negara eksportir lainnya cenderung mengalami periode ekspor yang rendah namun hal ini tidak banyak berpengaruh terhadap peta perdagangan karet alam dunia.