z-logo
open-access-imgOpen Access
Analisis abnormalitas tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) hasil kultur jaringan dengan teknik Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) Analysis abnormalities of oil palm (Elaeis guineensis Jacq) from tissue culture by Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD
Author(s) -
Nurita TORUAN-MATHIUS,
Saro Ina Ita BANGUN,
. MARIA-BINTANG
Publication year - 2016
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 1858-3768
DOI - 10.22302/ppbbi.jur.mp.v69i2.169
Subject(s) - elaeis guineensis , rapd , biology , genotype , palm oil , upgma , horticulture , clone (java method) , genetic marker , genetic diversity , polymerase chain reaction , botany , veterinary medicine , dna , genetics , gene , food science , population , medicine , environmental health
SummaryProblem in oil palm propagation throughtissue culture is the abnormality of reproductiveorgans i.e. female flowers and mantle fruits are inthe same plants or clones. Various abnormalitiesobtained between clones, and could only beidentified after fruit formation. The experimentwas conducted to analyze genetic similarities ofnormal and abnormal genotypes in the same andamong clones, and also to get a specific RAPDband as a marker for abnormalities. Six clones ofoil palm (16 genotypes) of 5-year old MK152,MK203, MK209 and MK212 with normal fruits,female flowers, and abnormal fruits (heavymantled), grown in the field, while two otherclones were MK 104 and MK 176 with normalfruits and heavy mantled. PCR reaction toamplify DNA of 16 genotypes using 15 randomprimers. Genetic similarities and dendogramwere done by NTSYS-pc, while honestly value ofUPGMA analyzed by boostrap with WinBootprogram. The results showed that OPC-07,OPC-09, OPW-19 and SC10-19 were able todetermine the differences of normal andabnormal genotypes in the same clone of sixclones tested. While other primers were onlyable to differentiate between normal andabnormal genotypes only in several clones.Genetic similarities among 16 genotypes testedwere around 0.47-0.96. Genetic similaritiesbetween normal genotype were higher than thatof among abnormal genotypes. MK176 clonewas more stable in culture as compare to otherclones. UPGMA showed that in generaly normalgenotypes and abnormal one, in the sameclones belongs to the same group. The results ofprincipalcomponent analysis showed that from 15primers tested no specific DNA band could beused as a marker for abnormalities. To obtainehave DNA markers, a more sensitive techniquefor DNA analysis is needed.RingkasanMasalah yang dihadapi dalam perbanyakantanaman kelapa sawit dengan teknik kulturjaringan adalah abnormalitas organ reproduktifyaitu terbentuknya bunga jantan dan buah manteldalam klon yang sama. Terjadinya abnormalitassangat beragam, dan teridentifikasi setelahtanaman berbuah. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui kesamaan genetik serta penge-lompokan antar genotipe normal dan abnormaldalam klon yang sama maupun antar klon, sertamenetapkan pita DNA penciri untuk abnormalitasdengan RAPD. Enam klon kelapa sawit(16 genotipe) berumur 5 tahun yaitu MK152,MK203, MK209, dan MK212 masing-masingdengan genotipe berbuah normal, berbungajantan, dan berbuah abnormal (mantel berat). Duaklon lainnya yaitu MK104 dan MK176 masing-masing terdiri dari genotipe berbuah normal danmantel berat. Reaksi PCR untuk mengamplifikasiDNA contoh dilakukan menggunakan 15 primeracak. Kesamaan genetik dan pembuatanfenogram dilakukan dengan programNTSYS-pc. Sedang tingkat kepercayaanUPGMA ditetapkan dengan analisisbootstrap menggunakan program WinBoot.Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwaprimer OPC-09, SC10-19, OPC-07 danOPW-19 mampu membedakan genotipenormal dan abnormal dalam klon yang samauntuk keenam kon yang diuji. Sedang primerlainnya hanya mampu menunjukkanperbedaan antar genotipe normal danabnormal dalam beberapa klon saja.Kesamaan genetik antar 16 genotipe yangdiuji berkisar antara 0,47-0,96. Kesamaangenetik antar genotipe normal lebih tinggidibandingkan dengan kesamaan genetikantar genotipe abnormal. Klon MK176lebih stabil dalam kultur dibandingkandengan klon lainnya. UPGMA menunjukkanbahwa umumnya genotipe normal danabnormal dalam klon yang sama beradadalam satu grup. Hasil analisis komponenutama menunjukkan bahwa dari 15 primeryang diuji belum mampu menghasilkan pitaDNA penciri untuk abnormalitas. Untukmendapatkan pita DNA penciri, perludilakukan analisis DNA dengan teknik yanglebih sensitif untuk mendeteksi perubahansatu basa oligonukleotida 

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here