z-logo
open-access-imgOpen Access
Mikropropagasi planlet tebu menggunakan sistem perendaman sesaat (SPS) Micropropagation of sugarcane plantlets using temporary immersion system (TIS)
Author(s) -
H. Minarsih,
Imron Riyadi,
Sumaryono Sumaryono,
Asmini Budiani
Publication year - 2016
Language(s) - English
DOI - 10.22302/iribb.jur.mp.v81i1.53
Subject(s) - plantlet , callus , horticulture , shoot , explant culture , sowing , biology , micropropagation , cane , immersion (mathematics) , murashige and skoog medium , saccharum officinarum , sugar , botany , mathematics , food science , in vitro , biochemistry , pure mathematics
bstractTo achieve Indonesian sugar self-sufficiency in2014, the national production needs to be escalatedthrough land extensification that requires a largenumbers of cane planting materials. This can be achievedby mass propagation of sugarcane through in vitroculture. Solid medium is commonly used for callusproliferation in sugarcane tissue culture. However, solidmedium is considered inefficient in terms of plantletproduction level, labour and space. The use of liquidmedium may solve the problem by allowing automationto increase plantlet production scale and uniformity.Temporary immersion system (TIS) is based on a shortperiodic immersion of explants in a liquid medium for aspecific frequency and duration. Research on in vitromass propagation of sugarcane using TIS was conductedat the Indonesian Biotechnology Research Institute forEstate Crops. Callus initiated from immature unfoldedleaves of PSJT 941 and PS 881 was cultured on liquidMS medium in TIS with different frequencies (12 and24 h) and durations (1 and 3 min) of immersion. Eachtreatment was replicated three times. The callus biomassof two elite cane varieties (PSJT 941 and PS 881)cultured in TIS for six weeks was higher (2 – 4 times fold)than that of on solid medium. The PSJT 941 varietyreached the highest calli biomass with immersion forthree min every 24 h. However, PS 881 variety reachedits highest biomass with immersion for one minute every24 h. The propagation of sugarcane using TIS culturewas proven to produce higher calli biomass up to fourfolds and to form more numbers and uniform shootscompared to the solid medium culture. The callus wassuccesfully regenerated to shoots and plantlets.AbstrakUntuk mencapai swasembada gula, perlu dilakukanpeningkatan produksi gula nasional melalui perluasanareal pertanaman tebu sehingga diperlukan bibit dalamjumlah besar. Hal tersebut dapat diatasi antara laindengan perbanyakan tebu melalui kultur in vitro. Peng-gunaan medium padat pada perbanyakan kalus tebumelalui kultur in vitro merupakan teknik yang umumdigunakan saat ini. Akan tetapi penggunaan mediumpadat dianggap kurang efisien dalam hal jumlah planletyang diproduksi, tenaga kerja dan ruang digunakan.Penggunaan medium cair dapat mengatasi kelemahantersebut dengan dimungkinkannya otomatisasi sehinggadapat meningkatkan skala produksi secara massal dankeseragaman planlet. Sistem perendaman sesaat (SPS)merupakan teknik kultur in vitro dalam medium cairmenggunakan bejana bersekat dimana kontak antaraeksplan dan medium terjadi hanya secara sesaat danperiodik. Penelitian perbanyakan massal bibit tebumelalui SPS dilakukan di Balai Penelitian BioteknologiPerkebunan Indonesia. Kalus diinisiasi dari daun meng-gulung varietas PSJT 941 dan PS 881 yang ditumbuhkanpada media MS cair dalam kultur SPS dengan frekuensiyang berbeda (12 dan 24 jam) dan lama perendaman (1dan 3 menit). Setiap perlakuan diulang tiga kali. Bobotbasah (biomassa) kalus dari dua varietas tebu (PSJT 941dan PS 881) yang ditumbuhkan dengan metode SPSsetelah enam minggu menunjukkan pening-katan yanglebih tinggi yaitu antara 2 - 4 kali lipat dibandingkandengan kontrol (media padat). Peningkatan biomassatertinggi pada varietas PSJT 941 diperoleh pada per-lakuan SPS dengan interval perendaman 24 jam dan lamaperendaman tiga menit. Sedangkan pada PS 881,peningkatan tertinggi biomassa diperoleh pada intervalperendaman 24 jam dan lama perendaman satu menit.Perbanyakan dengan metode SPS terbukti dapat mening-katkan biomassa kalus lebih dari empat kali lipat danpembentukan tunas yang lebih seragam dibandingkandengan pada media padat. Kalus yang dihasilkan dapatdiregenerasikan menjadi tunas dan planlet.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here