
Kajian Komparasi Kinerja Sludge Separator dan Dekanter 3 Fasa Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
Author(s) -
Arjanggi Nasution,
Muhammad Ansori Nasution,
Meta Rivani,
Henny Lydiasari,
Ayu Wulandari
Publication year - 2022
Publication title -
jurnal penelitian kelapa sawit
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2614-8889
pISSN - 0853-196X
DOI - 10.22302/iopri.jur.jpks.v30i1.157
Subject(s) - physics , separator (oil production) , waste management , engineering , thermodynamics
Teknologi yang digunakan dalam menurunkan persentase kehilangan minyak pada sludge keluaran dari underflow pada Continuous Settling Tank (CST) adalah dengan menggunakan sludge separator atau dekanter 3 fasa. Pada PKS A pengutipan minyak dilakukan secara manual dengan angka kehilangan minyak sebesar 0.36 ton/jam atau 7.83 m3/hari. Angka kehilangan minyak yang dihasilkan menunjukkan bahwa pengutipan minyak menggunakan sludge separator atau dekanter 3 fasa diperlukan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparasi data primer dan data sekunder terhadap prinsip kerja, jumlah alat pendukung, kebutuhan daya listrik, operasional, pemeliharaan, biaya investasi dan kualitas limbah. Data primer yang digunakan kandungan minyak, laju alir dan suhu cairan underflow CST; kandungan minyak dan laju alir limbah cair dari keluaran drab akhir; jumlah minyak yang dikutip dan dikembalikan ke PKS. Data sekunder berupa laporan performa PKS, laporan produksi limbah serta data spesifikasi sludge separator dan decanter 3 fasa dari produsen. Prinsip kerja sludge separator dan dekanter 3 fasa yaitu ukuran partikel, layout bowl, arah putaran bowl, jenis keluaran, kapasitas sludge, kapasitas alat dan losis minyak. Dekanter 3 fasa memiliki jumlah unit alat pendukung pengolahan sebanyak 28 unit yang lebih banyak daripada menggunakan sludge separator sebanyak 22 unit. Kebutuhan daya sludge separator yaitu 45-60 kWh dengan jumlah 3 unit, dekanter 3 fasa membutuhkan daya listrik sebesar 22-55 kWh dengan jumlah 1 unit. Secara operasional terdapat faktor penunjang sludge separator meliputi suhu, ukuran nozzle, dan putaran bowl, sementara faktor penunjang dekanter 3 fasa meliputi laju alir dan komposisi umpan, kecepatan sentrifugal dan diferensial, kedalaman zona klarifikasi serta bukaan weir liquid discharge. Pemeliharaan pada sludge separator dan dekanter 3 fasa dipengaruhi oleh faktor air pengencer, operasional, dan kerusakan. Kisaran biaya investasi dalam pengadaan sludge separator sebesar Rp 0,863-1,837 Miliar sedangkan dekanter 3 fasa sebesar Rp 3,804-5,825 Miliar. Kualitas limbah dekanter 3 fasa lebih baik dibandingkan sludge separator. Hasil ini menunjukkan alat yang paling efektif dalam pengolahan sludge keluaran dari CST adalah dekanter 3 fasa.