
MINYAK JELANTAH SEBAGAI SUMBER ENERGI: PENGARUH WAKTU REAKSI DAN KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP VOLUME BIODIESEL
Author(s) -
Imas Ratna Ernawati
Publication year - 2019
Publication title -
prosiding kolokium doktor dan seminar hasil penelitian hibah
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2580-4758
pISSN - 2549-0974
DOI - 10.22236/psd/11177-18570
Subject(s) - biodiesel , physics , waste management , nuclear chemistry , chemistry , engineering , catalysis , biochemistry
Penelitian ini adalah pengolahan biodiesel dari limbah minyak jelantah di Puspitek-Serpong, Badan Desain dan Riset Sistem Teknologi (BDRST) Biodiesel, pengolahan biodiesel dari limbah minyak jelantah di PT. SUMIASIH OLEO CHEMICAL, Bekasi. Proses produksi biodiesel dilakukan melalui reaksi transesterifikasi dengan menggunakan katalis KOH (basa) dan pelarut etanol. Reaksi berlangsung pada temperatur 70OC dengan perbandingan minyak jelantah dan etanol adalah 1:12. Reaksi dilakukan dengan memvariasikan waktu reaksi (30,60,90, dan 120 menit), kecepatan putaran pengaduk (150, 200, dan 250 Rpm) dan jumlah pemakaian katalis(2, 3, dan 4%) dari jumlah minyak jelantah.Penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar cenderung meningkat yang dipicu oleh peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan sektor industri, sedangkan cadangan sumber energi dari fosil ini semakin berkurang. Disamping itu penggunaan bahan bakar fosil juga mengakibatkan polusi udara menurunkan kualitas udara dan membahayakan kesehatan manusia. Hal ini mendorong peneliti untuk mencari sumber energi alternatif sebagai bahan bakar yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan.Pada konsentrasi katalis 2% nilai perolehan maksimum biodiesel adalah 89,22% dengan kecepatan putaran pengaduk 250 Rpm, sedangkan pada pemakaian konsentrasi katalis 3% dan 4% nilai perolehan maksimum biodiesel adalah 86,1 dan 82,52% dengan kecepatan putaran pengaduk150 Rpm. Waktu reaksi menghasilkan nilai perolehan biodiesel maksimum adalah 60 menit. Salah satu sumber energi alternatif adalah minyak jelantah. Minyak jelantah tidak dapat digunakkan langsung sebagai bahan bakar karena viskositas tinggi. Agar dapat digunakkan sebagai bahan bakar, minyak jarak dikonversikan menjadi biodiesel melalui proses transesterifikasi.