
PERANAN JAMUR MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT DAUN KERITING KUNING CABAI (THE ROLE OF VESICULAR ARBUSCULAR MYCORRHIZA ON DISEASE SEVERITY OF PEPPER YELLOW LEAF CURL DISEASE)
Author(s) -
Muhammad Imron,
Suryanti Suryanti,
Sri Sulandari
Publication year - 2017
Publication title -
jurnal perlindungan tanaman indonesia/jurnal perlindungan tanaman indonesia
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2548-4788
pISSN - 1410-1637
DOI - 10.22146/jpti.17251
Subject(s) - biology , horticulture , inoculation
Pepper yellow leaf curl disease caused by Begomovirus is a very important disease in chili plantation. The use of pesticides to control this disease has not yielded satisfactory results, so this study aimed to use arbuscular mycorrhiza fungus (AMF), to control curly leaf yellow disease of chili peppers. Pepper seeds were inoculated with AMF, i.e., T0 = seeds without AMF inoculation, T1 = seedlings inoculated with AMF at nursery, T2 = seedlings inoculated with AMF at transplanting, and T3 = seedlings inoculated with AMF at nursery and transplanting. Parameters observed every week were disease intensity and infection rate of yellow leaf curl disease. Results indicated that inoculation of AMF could delay Begomovirus infections and symptoms emergence of pepper yellow leaf curl disease.Keywords: Arbuscular Mycorrhiza Fungi, Begomovirus, pepper yellow leaf curl diseaseINTISARIPenyakit daun keriting kuning cabai disebabkan Begomovirus merupakan salah satu penyakit penting pada pertanaman cabai. Upaya pengendalian dengan menggunakan pestisida belum memberikan hasil yang memuaskan, sehingga penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan Jamur Mikoriza Arbuskular (JMA) dalam mengendalikan penyakit daun keriting kuning pada cabai. Penelitian dilaksanakan dengan menginokulasi bibit cabai menggunakan JMA dengan perlakuan T0= bibit tanpa inokulasi JMA, T1= bibit diinokulasi pada saat pembibitan, T2= bibit diinokulasi pada saat pindah tanam ke lahan pertanaman cabai, dan T3= bibit diinokulasi pada saat pembibitan dan pada saat pindah tanam ke lahan pertanaman cabai. Pengamatan dilakukan setiap satu minggu sekali dengan parameter pengamatan meliputi intensitas penyakit dan laju infeksi penyakit daun keriting kuning. Hasil penelitian menunjukkan kemunculan gejala penyakit daun keriting kuning cabai pada bibit yang diinokulasi dengan JMA lebih lambat dibandingkan bibit yang tidak diinokulasi dengan JMA.Kata kunci: Begomovirus, Jamur Mikoriza Arbuskular, penyakit daun keriting kuning cabai