
PENCEGAHAN TINDAK PROSTITUSI BERBASIS MASYARAKAT ADAT DALIHAN NA TOLU
Author(s) -
Kondar Siregar,
Usman Pelly,
Anwar Sadat
Publication year - 2016
Publication title -
jurnal mimbar hukum
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2443-0994
DOI - 10.22146/jmh.16676
Subject(s) - decree , humanities , political science , law , art
It’s way before the decree of prostitution and pornography enforced in Indonesia, the Dalihan na Tolu customs had their own regulation in preventing prostitution phenomenon. Dalihan na Tolu consist of 3 elements as it is understood as three poles in traditional burning-stove which cooperating to each other, this is also applied to prostitution prevention. In every prevention of these prostitution practices, they lean on the philosophy of :”Somba mar Mora, Elek mar Anak Boru, Manat-manat mar Kahanggi”. Dalihan na Tolu custom has a principles that one cannot speak careless words or act in imprudent behaviour in front of the public.INTISARIJauh sebelum lahirnya undang-undang tentang prostitusi dan pornografi di Indonesia, ternyata masyarakat adat Dalihan na Tolu telah memiliki aturan tersendiri dalam melakukan pencegahan tindak prostitusi. Masyarakat adat Dalihan na Tolu terdiri dari 3 unsur layaknya seperti tiga tungku yang saling bekerjasama dalam berbagai hal, termasuk dalam pencegahan tindak prostitusi. Dalam setiap pencegahan praktek prostitusi, mereka berpatokan pada filosofi:”Somba mar Mora, Elek mar Anak Boru, Manat-manat mar Kahanggi”. Masyarakat adat Dalihan na Tolu menganut prinsip bahwa seseorang tidak akan sembarangan bicara, apalagi bertindak sembrono di hadapan orang lain, karena masing-masing mengerti tentang hubungan kekerabatan satu dengan lainnya.