
Persepsi Dan Tindakan Politik Pemuda Terhadap Gerakan Jogja Independent (JOINT) Dalam Pelaksanaan Pilwalkot Kota Yogyakarta Tahun 2017 Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Politik Pemuda (Studi Pada Relawan Jogja Independent (JOINT) di Kota Yogyakarta)
Author(s) -
Desiana Rizka Fimmastuti,
Agus Pramusinto,
Djoko Soerjo
Publication year - 2018
Publication title -
jurnal ketahanan nasional/jurnal ketahanan nasional
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2527-9688
pISSN - 0853-9340
DOI - 10.22146/jkn.32373
Subject(s) - politics , ideology , democracy , sociology , political science , resilience (materials science) , law , physics , thermodynamics
This article discussed political resilience from society perspective. Drawing on case studies of the youth’s perception of independent political movement in Yogyakarta in 2017, we argued that youth’s opinion and experience had contibuted to strengthened youth political resilience. Political resilience can not only be seen from state centric aspect but also from the youth as part of local society. The research method used was qualitative descriptive using case studies. Data collections was done through in-depth interviews, observations, and document analysis.This research showed that the youths were optimistic with the existence of Jogja Independent Movement (JOINT). JOINT tried to offered an alternative way with publict involvement as candidate or volunteer. The ideology, vision and mission offered by JOINT were considered as one of the alternatives for young people to actively involved in political practices without taking a part in political parties. However, they argued that the strategy and management of the movement were not well developed. Furthermore, the volunteers didn’t have wide space to articulated their needs, because they involved in technical-administrative process only. Although the young people didn’t have the wider space in the substantial matter, they got experience and political practical lessons in JOINT. With their belief, youth were optimist that democratic process could be done with good and clean when we had a good strategy and well preparation. Although there was many volunteers who stopped after the collapse of the movement, the knowledge gained by the volunteers stimulates them to joined a movement, initiated movement and research, and also made a plan political education in the future. Their beliefs, thoughts, and steps could be seen as a form of checks and balances in order to responded political dynamics for better development.ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ketahanan politik dari sisi masyarakat, dengan mengamati persepsi para pemuda (relawan) sekaligus political action mereka terhadap gerakan independen di Kota Yogyakarta tahun 2017. Ketahanan politik tidak hanya dapat dikaji dari hal yang sifatnya state centric, namun bisa dilihat pada elemen masyarakat. Pengalaman dan pandangan youth as active citizens terhadap proses di dalam gerakan telah berkontribusi pada ketahanan politik pemuda. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, serta pengumpulan berbagai dokumen yang relevan dengan topik penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada awalnya para pemuda cukup optimis dengan keberadaan gerakan Jogja Independent yang berusaha menawarkan alternatif cara baru dalam berpolitik. Ideologi, visi, dan misi yang ditawarkan oleh JOINT dianggap relevan sebagai sarana berpolitik tanpa melalui jalur partai politik. Namun mereka menilai bahwa strategi dan pengorganisasian gerakan masih kurang matang dan kurang menyasar masyarakat akar rumput. Di samping itu, para relawan juga belum memiliki ruang untuk mengakomodasi kepentingan pemuda, karena mereka hanya dilibatkan dalam teknis administratif semata. Meskipun secara substansi pemuda belum memiliki ruang sama seperti di dalam parpol, pemuda mendapatkan pengalaman dan pembelajaran berpolitik melalui gerakan. Dari sisi keyakinan, pemuda cukup optimis bahwa berpolitik dapat dilakukan dengan jalan yang bersih dan demokratis, namun hal ini tetap membutuhkan waktu dan strategi yang tepat. Meskipun tidak memungkiri bahwa banyak relawan yang justru berhenti pasca gagalnya gerakan, pengetahuan yang didapatkan dalam gerakan telah menstimulasi para relawan untuk membuat gerakan dan mengadakan edukasi politik di masa mendatang, bahkan bergabung pada gerakan politik dan mengadakan berbagai penelitian. Keyakinan, pemikiran, dan langkah konkret para pemuda merupakan bentuk dari checks and balances dalam merespon dinamika politik dan mengawal pembangunan yang lebih baik.