z-logo
open-access-imgOpen Access
Sifat Fisika dan Mekanika Kayu Jati Unggul "Mega" dan Kayu Jati Konvensional yang Ditanam di Hutan Pendidikan, Wanagama, Gunungkidul, Yogyakarta
Author(s) -
Fanny Hidayati,
Isti Tamira Fajrin,
Muhammad Rosyid Ridho,
Widyanto Dwi Nugroho,
Sri Nugroho Marsoem,
Mohammad Na’iem
Publication year - 2016
Publication title -
jurnal ilmu kehutanan/jurnal ilmu kehutanan
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2477-3751
pISSN - 0126-4451
DOI - 10.22146/jik.16510
Subject(s) - mathematics , horticulture , forestry , geography , biology
Kebutuhan kayu jati semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan taraf hidup masyarakat. Di lain pihak, jati merupakan salah satu jenis dengan rotasi umur yang panjang. Selain itu, ketersediaan kayu jati dari Perum Perhutani belum mampu memenuhi kebutuhan kayu jati untuk industri. Oleh sebab itu, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya adalah dengan kegiatan pemuliaan pohon, dimana dalam kegiatan ini dihasilkan bibit unggul dengan sifat pertumbuhan superior. Akan tetapi, informasi mengenai sifat-sifat kayunya masih sangat terbatas, sehingga penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai sifat-sifat kayu terutama sifat fisika (kadar air, berat jenis, dan penyusutan) dan mekanika (kekuatan lengkung statis dan kekuatan tekan) serta variasi aksial kayu jati unggul tersebut pada umur yang masih muda yakni 11 tahun yang ditanam di Hutan Pendidikan Wanagama, Gunungkidul Yogyakarta dan dibandingkan dengan jati konvensional umur 14 tahun yang ditanam di lokasi yang sama. Sebagai hasilnya, sifat fisika kayu tidak berbeda nyata antara kayu jati unggul dan kayu jati konvensional, kecuali kadar air segar. Untuk sifat mekanika kayu, kekuatan lengkung statis (MOR dan MOE) serta kekuatan tekan sejajar serat berbeda nyata antara kayu jati unggul dan jati konvensional, sedangkan untuk kekuatan tekan sejajar serat tidak berbeda nyata.Kata kunci: jati unggul, jati konvensional, sifat fisika, sifat mekanika, umur muda AbstractDemand of teak wood increases every year along the increase of human population and prosperity. On the other hand, teak is one of the long rotation tree species. Furthermore, the avaibility of teak from the Perum Perhutani as the biggest teak plantation company is not enough to fulfill the demand of teak wood from wood industry. Therefore, many efforts have been conducted to solve this problem, such as by tree breeding program. In Indonesia, this program only focused in the growth characteristics. However, information of wood properties of superior teak is still limited in Indonesia. Therefore, the aim of this research was to clarify the physical and mechanical characteristics of superior teak wood (11-year-old) and compared with the conventional teak (14-year-old) planted in Wanagama Forest, Gunungkidul, Yogyakarta and its longitudinal variation. As the results, physical properties were not significantly different between superior teak and conventional teak, except for green moisture content. Bending strength (MOR dan MOE) and compression strength parallel to grain were significantly different between superior and conventional teak. In addition, compressive strength perpendicular to grain was not significantly different between superior and conventional teak.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here