
Analisis Biaya Penyakit Tuberkulosis: Studi Kasus di Salah Satu Puskesmas dan Rumah Sakit di Yogyakarta
Author(s) -
Annisa Iswari,
Dwi Endarti,
Christiana Trijayanti,
Restu Nur Hasanah Haris,
Aulia Nadya Rizki Imansari
Publication year - 2020
Publication title -
majalah farmaseutik
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2614-0063
pISSN - 1410-590X
DOI - 10.22146/farmaseutik.v16i2.54172
Subject(s) - medicine , gynecology
Tuberkulosis (TB) menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat dunia. Saat ini angka kematian terhadap TB semakin meningkat di Indonesia. Dilaporkan kasus Tuberkulosis (TB) mencapai 420.994 kasus selama tahun 2017 dan sebanyak 8% dari total kasus seluruh dunia di tahun 2018. Perawatan terapi yang panjang pada pasien TB menyebabkan tingginya biaya pengobatan yang harus dibayarkan oleh pasien. Studi ini bertujuan untuk melihat besarnya biaya perawatan pada pasien tuberkulosis dari perspektif societal dan faktor yang mempengaruhinya. Studi dilakukan pada pasien TB di Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta dan Poli Paru di Puskesmas Sewon I yang dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan (Januari-Maret 2019). Penelitian merupakan rancangan deskriptive dengan pendekatan cross-sectional. Tehnik sampling yang digunakan adalah accidental sampling pada 35 pasien. Analisis data secara deskriptif untuk memberikan estimasi biaya dan uji beda untuk melihat faktor yang mempengaruhi biaya pasien TB. Hasil penelitian menunjukan Biaya medis langsung merupakan komponen biaya yang paling tinggi dibandingkan komponen biaya lainnya. Biaya medis langsung pasien Tuberkulosis per episode rawat jalan sebesar Rp.106.745±77.050, non medis langsung Rp.26.024±31.247, biaya tidak langsung sebesar Rp.70.820±71.488. Faktor jenis pembiayaan (p=0.011) memberikan pengaruh signifikan terhadap biaya medis langsung. Faktor jenis kelamin (p=0.004) dan status bekerja (p=0.000) memberikan pengaruh signifikan terhadap biaya tidak langsung.