z-logo
open-access-imgOpen Access
ANALISIS EKSERGI PENGERINGAN IRISAN TEMULAWAK
Author(s) -
Lamhot P. Manalu,
Armansyah H. Tambunan
Publication year - 2016
Publication title -
agritech
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2527-3825
pISSN - 0216-0455
DOI - 10.22146/agritech.10689
Subject(s) - exergy , curcuma , rhizome , exergy efficiency , traditional medicine , horticulture , pulp and paper industry , thermodynamics , physics , medicine , biology , engineering
Java turmeric (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) is a medicinal plant used as raw material for making herbal medicine, its rhizome cut into slices and dried so called simplicia. Curcuma has a harvest moisture content is high enough to need a great energy for drying. Generally, the theory used to analyze the energy efficiency is the first law of thermodynamics that describes the principle of conservation of energy. However, this theory has limitations in measuring the loss of energy quality. To determine whether the energy used in the drying process has been used optimally in terms of quality, the second law of thermodynamics -known as exergy analysis- is used. The purpose of this study is to determine the efficiency of the thin layer drying of curcuma slices with exergy analysis. The results show that the process conditions affect the energy utilization ratio and exergy efficiency of drying. Exergy analysis method based on the second law of thermodynamics has been used to determine the amount of exergy destroyed so that the efficiency of the drying process can be determined more accurately. Exergy efficiency varies between 96.5%-100% for temperatures of 50 °C to 70 °C at 40% RH and 82.3% - 100% for 20% to 40% RH at 50 °C.Keywords: Drying, energy, exergy efficiency, curcuma slices ABSTRAKTemulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan tanaman obat yang simplisianya digunakan sebagai bahan baku pembuatan jamu atau obat tradisional. Pengeringan merupakan proses utama dalam memproduksi simplisia. Untuk menganalisis efisiensi energi suatu proses pengeringan umumnya digunakan hukum termodinamika pertama yang menjelaskan tentang prinsip kekekalan energi. Akan tetapi teori ini mempunyai keterbatasan dalam mengukur penurunan kualitas energi. Untuk mengetahui apakah energi yang digunakan pada proses pengeringan sudah digunakan secara optimal dari sisi kualitas, digunakan hukum termodinamika kedua atau yang dikenal dengan analisis eksergi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan efisiensi proses pengeringan lapisan tipis irisan temulawak dengan metode analisis energi dan eksergi. Dalam studi ini, metode analisis energi dan eksergi berdasarkan hukum termodinamika pertama dan kedua telah digunakan untuk menghitung rasio penggunaan energi dan besaran eksergi yang musnah (exergy loss). sehingga efisiensi proses pengeringan irisan temulawak dapat ditentukan secara akurat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi proses pengeringan mempengaruhi rasio penggunaan energi dan efisiensi eksergi pengeringan. Semakin tinggi suhu dan RH pengeringan maka rasio penggunaan energi semakin rendah dan efisiensi eksergi semakin tinggi. Efisiensi eksergi pengeringan temulawak bervariasi antara 96,5%-100% untuk selang suhu 50 oC hingga 70 oC pada RH 40% serta 82,3% - 100% untuk selang RH 20% hingga 40% pada suhu 50 oC. Kata kunci: Pengeringan, energi, efisiensi eksergi, temulawak

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here