
Prediksi Debit Sungai Bedog dan Gajahwong Dengan Model Arima sebagai Dasar Penentuan Pola Tanam (Prediction of Bedog and Gajahwong River Discharges Using Arima Model as A Basis to Determine Planting Pattern)
Author(s) -
Murtiningrum Murtiningrum,
Sudjarwadi Sudjarwadi,
Rachmad Jayadi,
Putu Sudira
Publication year - 2017
Publication title -
agritech
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2527-3825
pISSN - 0216-0455
DOI - 10.22146/agritech.10518
Subject(s) - autoregressive integrated moving average , mathematics , hydrology (agriculture) , statistics , time series , engineering , geotechnical engineering
Planting pattern in an irrigation system is affected by water availability in river which may fluctuate from time to time. The objective of this paper is to assess the discharge fluctuation characteristic of Bedog and Gajahwong Rivers measured respectively in Cokrobedog and Mrican Weirs. The historical discharge data of the two rivers was assessed to predict river discharges of subsequent year as a basis of planting pattern determination. The ARIMA model was employed to predict water avalability. Model test showed that ARIMA (1,1,0) and ARIMA (2,1,0) could accurately predict river discharge of the two rivers. Considering parsimony principle, the ARIMA (1,1,0) model was chosen as the most suitable model. Based on predicted discharge, the previous planting pattern can still be applied in the future.ABSTRAKPola tanam pada sistemirigasi dipengaruhi oleh ketersediaan air di sungai yang bervariasi dari waktu ke waktu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik fluktuasi debit Sungai Bedog dan Sungai Gajahwong yang masing-masing diukur di Bendung Cokrobedog dan Bendung Mrican. Data historis debit kedua sungai dianalisis untuk menentukan karakteristik dan memprediksi debit pada tahun berikutnya sebagai dasar penyusunan pola tanam. Model ARIMA dipergunakan untuk memprediksi ketersediaan air. Uji model menunjukkan bahwa ARIMA (1,1,0) and ARIMA (2,1,0) mampu memperkirakan debit kedua sungai. Dengan mempertimbangkan prinsip parsimony, maka model ARIMA (1,1,0) dipilih sebagai model yang paling sesuai. Berdadsarkan prediksi debit, pola tanam sebelumnya yaitu padi-padi-palawija masih dapat diberlakukan di masa yang akan datang.