z-logo
open-access-imgOpen Access
TATUNG: PEREKAT BUDAYA DI SINGKAWANG
Author(s) -
Yulita Dewi Purmintasari dan Hera Yulita
Publication year - 2017
Publication title -
socia
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2549-9475
pISSN - 1829-5797
DOI - 10.21831/socia.v14i1.15886
Subject(s) - political science , humanities , art
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam budaya, etnis, agama, bahasa, namun dapat bersatu dalam kemajemukannya. Hal ini merupakan kekayaan yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Kalimantan Barat merupakan  salah satu daerah rawan konflik yang sifatnya massif. Terlihat bahwa keberagaman etnis dan budaya di Kalimantan Barat selain merupakan kekayaan budaya juga menjadi salah satu sumbu pemicu konflik. Kota Singkawang merupakan daerah yang multi etnis. Etnis yang ada di kota Singkawang di antaranya adalah : etnis Cina, Melayu, Dayak, Jawa, Madura dan lain-lain. Meskipun terdiri dari berbagai etnis, namun kehidupan di kota Singkawang tidak pernah terjadi keributan antaretnis. Ruang budaya perlu dimanfaatkan lebih serius guna terciptanya keharmonisan antar-etnis dalam upaya meredam konflik. Wadah akulturasi Tionghoa dengan Dayak untuk berkolaborasi sebagai sarana nyata dalam rangka mewujudkan kerukunan yakni melalui Pawai Tatung yang merupakan upacara tahunan dalam merayakan Cap Go Meh di kota Singkawang, Kalimantan Barat.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here