Open Access
NATIONAL EXAM IN INDONESIA AND ITS IMPLICATIONS TO THE TEACHING AND LEARNING OF ENGLISH
Author(s) -
Ali Saukah,
Agus Eko Cahyono
Publication year - 2015
Publication title -
jurnal penelitian dan evaluasi/jurnal penelitian dan evaluasi pendidikan
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2338-6061
pISSN - 1410-4725
DOI - 10.21831/pep.v19i2.5583
Subject(s) - psychology , pedagogy , exploratory research , mathematics education , humanities , sociology , social science , art
The change of the status of the National Exam (NE) from high-stakes testing to low-stakes testing inspired the researchers to explore its effects on the teaching and learning of English. This qualitative exploratory study tried to investigate how English teachers taught their students to prepare NE at senior high schools in two different functions by involving six English teachers from three schools varying in the quality in terms of the schools’ demography, academic achievement, and facilities. The study was also strengthened by a set of secondary data from the results of the NE in 2015. The result of study involving the six teachers shows that the higher the quality of the schools the less they are affected by the change of the functions of the NE. The result of the analysis involving the secondary data shows that in spite of the change of its function, the NE tends to remain a high-stakes testing.Keywords: High-Stake Testing, Low-Stake Testing, National Exam, English UJIAN NASIONAL DI INDONESIA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INGGRISAbstrakPerubahan fungsi Ujian Nasional (UN) dari “high-stakes testing” menjadi “low-stakes testing” mendorong penulis untuk melakukan penelitian eksploratif terhadap persamaan dan perbedaan UN dalam fungsinya yang berbeda dengan mengkaji dampaknya pada proses belajar-mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris. Penulis mengkaji bagaimana para guru mengajar Bahasa Inggris dalam mempersiapkan para siswa menghadapi UN sebelum dan setelah ada perubahan kebijakan. Penelitian eksploratif ini dilaksanakan dengan mewawancarai enam guru bahasa Inggris dari tiga sekolah yang mutunya berbeda-beda. Wawancara terhadap para guru dilakukan menjelang pelaksanaan UN 2015. Penelitian ini dilengkapi dengan data sekunder berupa hasil UN 2015 yang memperkuat temuan penelitian. Hasilnya menunjukkan bahwa sekolah yang mutunya lebih rendah cenderung lebih banyak terpengaruh oleh perubahan status UN daripada sekolah yang mutunya lebih tinggi dalam hal mempersiapkan para siswanya menghadapi UN. Hasil analisis data sekunder, rendahnya aspek kejujuran dalam UN, menunjukkan UN masih dianggap sebagai “high-stakes testing”.Kata kunci: tes beresiko tinggi, tes beresiko rendah, ujian nasional, bahasa inggris