z-logo
open-access-imgOpen Access
LUBUKLINGGAU'S ULU ALPHABET AND ITS PRESERVATION
Author(s) -
Yeni Asmara
Publication year - 2019
Publication title -
istoria
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2615-2150
pISSN - 1858-2621
DOI - 10.21831/istoria.v15i1.24156
Subject(s) - alphabet , humanities , poetry , art , ethnology , sociology , literature , philosophy , linguistics
AbstrakAksara Ulu merupakan aksara yang digunakan oleh masyarakat daerah pesisir Sumatera yaitu etnis Pasemah, Serawai, Rejang, dan Lembak yang zaman dahulu difungsikan sebagai media dalam penyampaian nilai-nilai kearifan lokal, menceritakan suatu kisah, mencatat hukum adat, menulis sajak atau syair,  menyampaikan ajaran agama, pengobatan, ataupun petuah. Pengaruh budaya asing di era globalisasi saat ini, dapat menyebabkan adanya perubahan kebudayaan sehingga terjadinya degradasi budaya lokal seperti Aksara Ulu yang keberadaannya semakin hilang eksistensinya terutama di beberapa daerah salah satunya Kota Lubuklinggau. Aksara Ulu tidak begitu familier di kalangan masyarakat terlebih lagi para pelajar sebagai generasi muda yang seharusnya aksara tersebut perlu dilestarikan dan dikembangkan dengan melalui berbagai upaya seperti melalui sosialisasi dan pembelajaran baik lingkungan formal maupun informal dalam kehidupan masyarakat sehingga aksara tersebut keberadaannya akan terus bertahan karena masyarakat pendukungnya tetap konsisten dalam memfungsikan aksara ulu sebagai identitas lokal yang harus dilestarikan. Kata Kunci : Aksara Ulu, Pelestarian AbstractThe Ulu alphabet by the Sumatra coastal communities, namely the Pasemah, Serawai, Rejang, and Lembak ethnic groups, which is functioned as media in delivering local wisdom values, telling a story, recording customary law, writing poems or poetry, conveying the teachings of religion, medicine, or advice. The influence of foreign culture in the current era of globalization does not rule out the possibility of local cultural degradation such as Ulu alphabet whose existence is almost vanished, especially in some areas, one of which is in Lubuklinggau. Ulu alphabet is not very common for the public, especially for the students as the young generation who should have preserved the alphabet and developed it through various efforts such as the introduction of reading and writing Ulu alphabet both in formal and informal environments in people's lives so that they remain exist and not eroded by the current development of the world. Keywords: Ulu Alphabet, Preservation

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here