
Pemberdayaan Masyarakat Desa Wisata Budaya Jonotemayang Bojonegoro Jawa Timur
Author(s) -
Nur Lailatul Musyafaah
Publication year - 2018
Publication title -
dimas
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2502-9428
pISSN - 1411-9188
DOI - 10.21580/dms.2017.172.2427
Subject(s) - garbage , participatory rural appraisal , geography , empowerment , sociology , humanities , socioeconomics , agriculture , political science , engineering , art , archaeology , waste management , law
Jono Temayang Bojonegoro Village is known as a cultural tourism village. On January 20-February 19, 2016, 21 students of UIN Sunan Ampel Surabaya and a lecturer supervising the community in Jono Temayang Bojonegoro village in Real Work Participatory Action Research (KKN PAR). KKN PAR is implemented to optimize the empowerment of the community of cultural tourism village Jono Temayang Bojonegoro. Based on the results of mapping and transect, it is known that Jono village has tremendous potential to be developed from agriculture, animal husbandry, culture, religion and education. Among the problems faced by the Jono community are environmental, religious and educational issues. Based on the existing problems, then the action of the team accompanying the community is to establish a garbage bank, planting a toga plant, holding a "ngaji together", and private lessons. Desa Jono Temayang Bojonegoro dikenal sebagai desa wisata budaya.Pada 20 Januari-19 Februari 2016, 21 mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya dan satu dosen pembimbing melakukan pengabdian masyarakat di desa Jono Temayang Bojonegoro dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata Participatory Action Research (KKN PAR). KKN PAR tersebut dilaksanakan untuk mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat desa wisata budaya Jono Temayang Bojonegoro. Berdasarkan hasil mapping dan transect, diketahui bahwa desa Jono memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan, baik dari sector pertanian, peternakan, budaya, agama dan pendidikan. Diantara masalah yang dihadapi masyarakat Jono adalah masalah lingkungan, agama dan pendidikan. Berdasarkan masalah yang ada, maka maka action yang dilakukan tim pendamping bersama masyarakat adalah mendirikan bank sampah, menanam tanaman toga, mengadakan “ngaji bareng”, dan les privat.