
DAMPAK PEMBERLAKUAN CLINICAL PATHWAY TERHADAP KUALITAS PELAYANAN STROKE DI RS BETHESDA YOGYAKARTA
Author(s) -
Tiara Kusumaningtyas,
Adi Utarini,
Rizaldy Taslim Pinzon
Publication year - 2017
Publication title -
berkala ilmiah kedokteran duta wacana
Language(s) - Slovenian
Resource type - Journals
ISSN - 2476-8863
DOI - 10.21460/bikdw.v2i2.60
Subject(s) - medicine , gynecology
Latar belakang: Stroke masih menjadi masalah kesehatan dunia. Dibutuhkan solusi manajemen klinis yang lebih baik guna mengupayakan pelayanan stroke yang berkualitas. Sebagai sebuah instrumen yang menstandarisasi proses dan outcome pelayanan, clinical pathway selayaknya mampu menjadi solusi perbaikan manajemen kualitas berkelanjutan. Hingga kini bukti mengenai efektivitas clinical pathway masih diperdebatkan.
Tujuan: Untuk mengevaluasi dampak clinical pathway terhadap perbaikan kualitas pelayanan stroke berdasarkan indikator proses dan outcome.
Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode before-after without control group quasi exsperimental, dimana dilakukan penilaian pre dan post implementasi pada dua kelompok tanpa randomisasi. Kelompok intervensi adalah kelompok subyek yang ditatalaksana dengan clinical pathway sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok pasien sebelum pemberlakuan pathway (diambil dari data sekunder rekam medis). Outcome mortalitas sebagai output primer dari penelitian ini akan dibandingkan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi.
Hasil: Karakteristik subyek dalam penelitian ini homogeny dalam hal variabel demografi (kecuali jenis kelamin) dan karakteristik klinis gejala wajah perot, faktor risiko dan komorbiditas. Pemberlakuan clinical pathway tidak memperbaiki outcome mortalitas, meskipun proporsi mortalitas menurun, 14,5% sebelum pemberlakuan dan 17,8% setelah pemberlakuan. Clinical pathway secara signifikan memperbaiki proses pelayanan stroke pada esesmen menelan (p=0,00), esesmen rehabilitasi (p=0,00) dan edukasi saat pasien pulang (p=0,001). Jenis stroke, kondisi kesadaran saat pasien masuk RS, adanya faktor risiko DM dan AF meningkatkan risiko mortalitas pasien stroke, sedangkan pelaksanaan esesmen menelan sesegera mungkin menurunkan risiko mortalitas.
Kesimpulan: Pemberlakuan clinical pathway pada pelayanan stroke
memperbaiki proses pelayanan meskipun dampaknya terhadap outcome
mortalitas tidak berpengaruh.