
HUBUNGAN KEPERDATAAN ANAK DENGAN BAPAKNYA: KAJIAN KRITIS PENAFSIRAN PASAL-PASAL DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM
Author(s) -
Subroto Subroto
Publication year - 2013
Publication title -
kodifikasia
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2527-9254
pISSN - 1907-6371
DOI - 10.21154/kodifikasia.v6i1.198
Subject(s) - humanities , physics , philosophy
Pasal 53 ayat (1) KHI : “Seorang wanita hamil di luar nikah, dapat dikawinkandengan pria yang menghamilinya.” Secara gramatikal adanyaPasal 53 ayat (1) KHI bila ditafsirkan akan berdampak bahwalelaki yang bukan menghamili wanita yang telah hamil di luar nikahjuga dapat menikahi wanita yang hamil tersebut. Hal ini berdasarkankata “dapat” dalam bunyi Pasal 53 ayat (1) KHI. Oleh sebab itu lelakiyang bukan bapak si anak tersebut, konsekuensi hukumnya terhadaphubungankeperdataan anak berdasarkan bunyi Pasal 53 ayat (1)KHI, terikat secara hukum dan memiliki hubungan keperdataandengan anak tersebut secara langsung, akibat perkawinan ibunya,walaupunlelaki tersebut bukan bapak biologis dari si anak tersebut.Berdasarkanuraian di atas dan adanya putusan Mahkamah KonstitusiNomor 46/PUU-VIII/2010 tentang dihapusnya Pasal 43 ayat (1)UU Perkawinan dan adanya Pasal 53 ayat (1) KHI telah membukaangin baru bagi pengakuan keperdataan anak hasil perkawinan dibawah tangan dan hasil perkawinan wanita hamil dengan lelaki yangtidak menghamilinya.