z-logo
open-access-imgOpen Access
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Kampung Idiot Karangpatihan Balong Ponorogo
Author(s) -
Hanafi Hadi Susanto
Publication year - 2021
Publication title -
journal of islamic economics
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2807-7377
pISSN - 2807-7091
DOI - 10.21154/joie.v1i1.3080
Subject(s) - humanities , idiot , sociology , art , literature
Pemberdayaan ekonomi menjadi tren menarik yang diperbincangkan, khususnya pemberdayaan dengan sasaran masyarakat menyandang tunagrahita atau sering disebut idiot di wilayah 3T (Terpencil, Terluar dan Tertinggal). Pemberdayaan pada masyarakat yang tidak umum ini akan memiliki keunikan dan corak yang berbeda jika dibandingkan pemberdayaan pada masyarakat homogen dan masyarakat normal pada umumnya. Hal ini terbukti, program pemberdayaan di kampung idiot ini telah mendapatkan apresiasi baik tingkat wilayah maupun internasional.Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dalam kategori field research dengan sumber data utama kepala desa Karangpatihan, anggota keluarga tuna grahita, dan seluruh stakeholder desa Karangpatihan, selain itu data sekunder juga diperoleh dari arsip tertulis di kelurahan maupun hasil pantauan program pemberdayaan. Data yang telah terkumpul kemudian dikelompokkan sesuai rumusan masalah selanjutnya dilakukan analisis untuk memperoleh simpulan. Tulisan ini akan mengungkap bagaimana aksi pemberdayaan mulai dari strategi, metode dan keberhasilan pemberdayaan di kampung idiot Karangpatihan Balong Ponorogo.Tulisan ini bermaksud mengisi kelangkaan literatur yang memfokuskan kegiatan pemberdayaan masyarakat keterbelakangan mental, tidak memahami financial hingga mampu memberikan nafkah untuk anggota keluarga. Untuk itu, rumusan masalah mencakup bagaimana ekonomi masyarakat, langkah-langkah pemberdayaan ekonomi, tingkat keberhasilan pemberdayaan dan faktor pendukung, penghambat dan solusi dalam pelaksanaan pemberdayaan di kampung idiot Balong,tulisan ini menemukan bahwa ada tiga klasifikasi penyandang tunagrahita Karangpatihan Balong Ponorogo, yaitu kategori ringan sebanyak 46 orang (48%). 46 orang terdiri dari 26 laki-laki dan 20 perempuan, kategori sedang sebanyak 38 orang (42%). Dari hasil penelitian, ditemukan inovasi-inovasi strategi pemberdayaan ekonomi pada masyarakat tunagrahita secara rinci disetiap tahapan, bahkan kendala dan solusi mampu diungkap dan ini dapat dijadikan pedoman pada program pembberdayaan di tempat lain.Economic empowerment has become an interesting trend to be discussed, especially empowerment with the target of people with mental retardation in remote, outermost and disadvantaged areas. Empowerment in this unusual society will have a unique and different style when compared to empowerment in a homogeneous society and normal society in general. This is evident, the empowerment program in this mentally retarded villages has received appreciation at both regional and international levels. The research includes qualitative research in the field research category with the main data sources being the Karangpatihan village head, mentally disabled family members, and all steak holders in Karangpatihan village, besides that secondary data is also obtained from written archives in the village and the results of monitoring empowerment programs. The data that has been collected is then according to the formulation of the problem, then an analysis is carried out to obtain conclusions. This paper wants to investigate how the empowerment action starts from the strategy, method and success of empowerment in the mentally retarded villages Karangpatihan Balong Ponorogo. This paper intends to fill in the scarcity of literature that focuses on empowering people with mental retardation, not understanding finances to being able to provide a living for family members. To that end, the formulation of the problem includes how the community's economy is, measures for economic empowerment, the success rate of empowerment and supporting factors, obstacles and solutions in implementing empowerment in the Balong mentally retarded villages. That is the light category as many as 46 people (48%). 46 people consisting of 26 men and 20 women, the medium category was 38 people (42%). From the results of the study, it was found that innovations in economic empowerment strategies for mentally retarded communities were in detail at each stage, even obstacles and solutions could be revealed and these could be used as guidelines for empowerment programs elsewhere.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here