z-logo
open-access-imgOpen Access
BEBERAPA PANDANGAN DI SEKITAR KREDIT LUAR NEGERI SEBAGAI ALAT PEMBIAYAAN
Author(s) -
Bochari Bochari
Publication year - 2017
Publication title -
jurnal hukum and pembangunan/hukum dan pembangunan
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
eISSN - 2503-1465
pISSN - 0125-9687
DOI - 10.21143/jhp.vol15.no6.1132
Subject(s) - political science , humanities , business administration , mathematics , business , art
Sejak Pemerintah Republik Indonesia mencanangkan Rencana Pembangunan Lima Tahun di bidang ekonomi, maka Pemerintah menyadari bahwa jalan yang paling tepat dalam memacu pembangunan adalah bahwa pinjaman luar negeri mutlak dijadikan sebagai faktor pelengkap dalam pembangunan ekonomi Indonesia, karena tabungan dalam negeri (saving) belum memungkinkan untuk digunakan sebagai kebutuhan investasi dalam mencapai laju pertumbuhan. Pinjaman atau kredit luar negeri hanya merupakan penjembatanansementara daripada kekurangan akan alat-alat keuangan. Pun apabila mengenai pinjaman berjangka panjang, pinjaman tersebut akan dibayar kembali dengan pelunasan secara mencicil. Di sini letaknya perbedaan dengan perpajakan, yang membawa akibat pemindahan hak penguasaan dari rumah tangga keluarga dan rumah tangga perusahaan ke kas negara. Dengan perkataan lain pembiayaan dengan perpajakan adalah tetap, sedangkan pembiayaan dengan pinjaman adalah sementara, walaupun pinjaman luar juga akan dibayar dengan pembayaran pajak yang masih tertunda. Patut untuk kita catat pandangan yang diajukan oleh para penganut model ekonomi Internasional Neo-Marxis, yang juga dikenal sebagai model Dependencia. Menurut kerangka pemikiran ini, perkaitan negara-negara dalam suatu sistem ekonomi International bukannya mengarah pada suatu kerja sama, melainkan akan menciptakan suatu pola ekonomi dimana negara-negara kaya menguras kekayaan negara-negara miskin. 

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here