z-logo
open-access-imgOpen Access
TUBUH MERDEKA, JIWA TERPENJARA (KAJIAN GENDER DAN SEKSUALITAS PADA NOVEL PASUNG JIWA)
Author(s) -
Mohammad Tojjib
Publication year - 2017
Publication title -
jurnal komunikasi /jurnal komunikasi
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2549-4902
pISSN - 1978-4597
DOI - 10.21107/ilkom.v11i2.3333
Subject(s) - humanities , art
ABSTRAK Penelitian pada novel Pasung Jiwa ini bertujuan mengungkapkan dilema yang dihadapi seorang transgender bernama Sasa dalam menghadapi lingkungan budaya “yang normal”. Orientasi seksualnya yang dianggap tidak normal dan di luar norma, mendapatkan perlakuan diskriminasi. Karya sastra karangan Okky Damasari ini menyuarakan pembelaan terhadap kaum transgender. Seksualitas menurut Suryakusuma (1991), mencakup seluruh kompleksitas emosi, perasaan, kepribadian, dan sikap atau watak sosial, berkaitan dengan perilaku dan orientasi seksual. Kegiatan seksual yang tidak dalam kerangka sosial yang “1azim” dianggap sebagai “dosa”. Butler (1990) beranggapan bahwa proses imitasi tanpa menimbulkan penolakan atas pertautan identitas tubuh dengan identitas seksual. Doktrin ini dipakai oleh kalangan gay dan lesbian untuk menolak reason mengapa setiap manusia harus menjadi heteroseksual. Foucault (1990) menyebut seksualitas adalah permainan perilaku. Pengekangan terhadap energi seksualitas oleh agama maupun oleh perangkat aturan norma, tidak serta merta membuat seksualitas bungkam dan terpinggirkan. Foucault memahami bahwa seksualitas adalah berada dalam struktur kekuasan dan wacana yang membangunnya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik terhadap dokumentasi data yang berupa teks novel. Hasilnya menunjukkan bahwa Novel Pasung Jiwa dengan tokoh Sasa yang transgender merepresentasikan adanya keanekaragaman seksualitas. Tubuh Sasa memang laki-laki, tapi hasrat seksualitasnya adalah perempuan. Sasa adalah simbol perjuangan dan perlawanan atas pengekangan terhadap energi seksualitas oleh agama maupun oleh perangkat aturan norma. Ketika menjadi Sasa, ia telah memerdekakan tubuhnya dan merasakan kebahagiaan di dirinya. Namun, Sasa dihukum penjara karena dianggap melanggar “norma umum” akibat mengekspresikan seksualitasnya. Kata kunci: transgender, seksualitas, identitas, kekuasaan

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here