z-logo
open-access-imgOpen Access
AMBANG KENDALI PENGGEREK BUAH KAPAS, Helicoverpa armigera, DENGAN MEMPERHITUNGKAN KEBERADAAN PREDATOR PADA KAPAS
Author(s) -
Nurindah Nurindah,
Dwi Adi Sunarto
Publication year - 2020
Publication title -
jurnal penelitian tanaman industri (industrial crops research journal)/jurnal penelitian tanaman industri
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2528-6870
pISSN - 0853-8212
DOI - 10.21082/jlittri.v14n2.2008.72-77
Subject(s) - horticulture , biology
ABSTRAK Helicoverpa armigera adalah salah satu hama utama pada kapas, sehingga perlu dikendalikan. Konsep ambang kendali sebagai salah satu komponen dalam PHT telah dikembangkan untuk H. armigera, namun hanya berdasarkan populasi hama dan belum mempertimbangkan keberadaan musuh alami. Penelitian ini bertujuan untuk menguji ambang kendali H. armigera dengan mempertimbangkan keberadaan musuh alami pada skala luas di daerah pengembangan dengan menggunakan lahan petani. Penelitian ini dilakukan pada pertanaman kapas tumpangsari dengan kedelai yang ditanam sesudah padi di Kecamatan Mantup dan Kembangbau, Lamongan, Jawa Timur pada Maret-Oktober 2005. Lahan yang digunakan seluas 15 hektar, di bawah pengelolaan 36 petani. Pengujian ambang kendali H. armigera dilakukan dengan menerapkan dua perlakuan konsep ambang kendali yang merupakan bagian dari PHT kapas, yaitu: (1) AKH: 4 tanaman terinfestasi/25 tanaman contoh; dan (2) AKH+MA: 4 tanaman terinfestasi/25 tanaman contoh; jumlah tanaman yang terinfestasi yang teramati dikurangi 1 jika ditemukan 8 ekor predator dan kelipatannya. Jika populasi pada petak perlakuan mencapai ambang kendali, dilakukan penyemprotan dengan Ekstrak Biji Mimba (EBM). Setiap lahan petani dibagi dua, setiap bagian menerapkan satu perlakuan (n=36). Pengamatan dilakukan pada 25 unit pengamatan per 1,0 ha yang diambil secara W sampling, setiap 7 hari sejak 50 hari setelah tanam (hst) hingga 90 hst. Satu unit pengamatan adalah 1 m 2 . Parameter yang diamati secara periodik adalah populasi H. armigera (telur dan larva); kerusakan buah, hasil kapas berbiji, serta penggunaan saprodi dan tenaga kerja untuk pengendalian hama. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi H. armigera pada kapas + kedelai dapat ditekan oleh musuh alaminya, khususnya kompleks predator yang terdiri atas laba-laba, kumbang kubah dan kepik mirid. Populasi kompleks predator dapat mencapai 40-80 ekor/25 tanaman. Dengan demikian, penerapan ambang kendali H. armigera pada kapas + kedelai dengan memperhitungkan keberadaan predator menyebabkan tidak perlu dilakukannya penyemprotan insektisida sama sekali, sehingga terdapat keuntungan ekonomis, yaitu penghematan biaya saprodi sebesar Rp 259.000 per hektar dan keuntungan ekologis, yaitu tidak tercemarnya lingkungan oleh senyawa toksik. Kata kunci : Kapas, Gossypium hirsutum L., ambang kendali, Helicoverpa armigera, Jawa Timur ABSTRACT Action  threshold  for  Helicoverpa  armigera  by considering the presence of predators on cotton Helicoverpa armigera on cotton was considered as the main pest, therefore it always be a focus of pest control. Action threshold concept as an IPM component had been developed for H. armigera on cotton; however it has not considered the presence of natural enemies. The objective of this research is to test the action threshold of H. armigera by considering the presence of natural enemies on cotton intercropped with soybean in farmers’ fields. The test involved 15 hectares of farmers’ fields (involving 36 farmers) in Lamongan, East Java in March-October 2005. The action thresholds for H. armigera tested were: (1) AKH: 4 infested plants/25 sample plants; and (2) AKH+MA: 4 infested plants/25 sample plants, and the number of infested plants observed was subtracted by 1 when 8 predators, and it’s folded up, were found in the sample plants. Spray of neem seed extract (NSE) was applied when the pest population reached action threshold level. Each farmer field was divided into two parts to accommodate the treatments. The observations were made periodically on 25 units per 1,0 hectare in 7-days interval on 50 – 90 days after planting (dap). The size of observation unit was 1 m 2 . Parameters observed included H. armigera population (egg and larva); damage bolls, seed cotton production and the cost of pest control. Data were analysed by using t-test. The results showed that H. armigera population on cotton intercropped with soybean could be repress by its natural enemies, especially by the complex predator (consisted of spiders, lady bird beetles and predatory mirid bugs) to be always under action threshold level. The application of action threshold by considering the presence of predator in cotton + soybean fields would lead to unsprayed cultivation. Resulted economical benefit by saving of the production cost Rp 259.000 per hectare as well as ecological advantage by avoiding of sprays of toxic materials in the environment. Key words : Cotton,  Gossypium  hirsutum  L.,  action  threshold, Helicoverpa armigera, East Java

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here