z-logo
open-access-imgOpen Access
Kelayakan finansial teknologi produksi benih bawang merah asal biji botani (True Seed of Shallot = TSS) (Financial feasibility of True Seed of Shallot seed production technology)
Author(s) -
Witono Adiyoga,
Mathias Prathama,
Rini Rosliani
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal hortikultura
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2502-5120
DOI - 10.21082/jhort.v31n1.2021.p81-92
Subject(s) - biology , toxicology , horticulture , agricultural science , mathematics , forestry , zoology , geography
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu, Balai Penelitian Tanaman Sayuran pada Maret-November 2018. Tujuan penelitian adalah mengestimasi kelayakan finansial teknologi produksi benih bawang merah TSS (True Seed of Shallot). Percobaan lapangan produksi benih dilakukan untuk luasan 1.500 m2. Keragaan usahatani dievaluasi melalui analisis anggaran usaha berdasarkan pencatatan usahatani. Sementara itu, kelayakan finansial dianalisis menggunakan NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return),  B/C ratio (Benefit Cost Ratio) dan PBP (Pay Back Period). Hasil analisis anggaran menghasilkan indikator keragaan produksi benih sebagai berikut: (a) biaya produksi Rp. 255.320.280/hektar, (b) rasio penerimaan-biaya 1,49, (c) titik impas produksi 102 kg/hektar, dan (d) titik impas harga Rp. 1.789.628/kg. Analisis finansial berdasarkan parameter: periode proyeksi 3 tahun; aliran kas 12 bulan; suku bunga 18%/tahun; proporsi modal 40% (sendiri)  dan 60% (kredit); luas lahan 1 hektar; produktivitas 150 kg/ha; dan harga output Rp. 2.500.000/kg menghasilkan NPV = Rp. -108.564.638 (<0), IRR = sampai tingkat bunga 2% masih menunjukkan besaran NPV yang negatif (<18%), Net B/C Ratio = 0,62 (< 1), dan PBP = 1,5 tahun (< 3 tahun). Berbagai kriteria tersebut mengindikasikan bahwa usahatani produksi benih TSS belum dapat dikategorikan layak secara finansial. Analisis sensitivitas menunjuk-kan bahwa kelayakan finansial baru tercapai jika terjadi pengurangan biaya produksi minimal 22%. Kelayakan finansial juga dapat dicapai jika terjadi minimal 15% peningkatan produktivitas atau 15% peningkatan harga benih. Penelitian ini menyarankan studi lebih lanjut untuk mengidentifikasi agroekosistem produksi paling ideal berpotensi produktivitas optimal, serta memperbaiki teknologi produksi benih TSS berorientasi peningkatan produktivitas dan efisiensi penggunaan input.  Keywords produksi benih; benih biji botani bawang; analisis anggaran;  kelayakan finansial Abstract A trial of 1,500 m2 seed production was conducted in the Indonesian Vegetable Research Institute during March-November 2018. The objective was to assess the financial feasibility of True Seed of Shallot (TSS) seed production technology. Farm performance was assessed by using enterprise budget, NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), B/C ratio (Benefit Cost Ratio), and PBP (Pay Back Period). Budget analysis results in (a) production costs of IDR 255,320,280/ ha, (b) revenue-cost ratio of 1.49, (c) 102 kg/ha yield break-even-point, and (d) IDR 1,789,628/kg price break-even-point. Meanwhile, financial analysis based on some predetermined parameters has provided NPV = IDR -108,564,638 (<0), IRR = up to 2% interest rate still shows negative NPV value (<18%), Net B/C Ratio = 0.62 (<1), and PBP = 1.5 years (<3 years). Those criteria suggest that TSS seed production business is not yet categorized as financially feasible. Sensitivity analysis shows that financial feasibility may be achieved if there is minimally 22% reduced cost of production, or 15% increased yield, or 15% increased seed price. Further studies on identifying the most ideal agro-ecosystem with optimal yield potential, and improving TSS technology with an orientation to increasing yield and input-use efficiency are recommended.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here