
Keragaan Fisiologis dan Morfologis Dua Kultivar Kedelai Asal Subtropis dan Tropis Akibat Cekaman Kekeringan
Author(s) -
Mochamad Arief Soleh,
Ranu Manggala,
Muhamad Kadapi
Publication year - 2021
Publication title -
buletin palawija
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2615-8108
pISSN - 1693-1882
DOI - 10.21082/bulpa.v19n2.2021.p111-116
Subject(s) - physics , horticulture , biology
Strategi untuk memperbaiki sifat pertumbuhan tanaman budidaya adalah dengan melakukan penelusuran sifat tumbuh tanaman baik secara morfologi dan fisiologi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan keragaan pertumbuhan kultivar kedelai asal subtropis yaitu Tambaguro dengan kedelai asal tropis yaitu Anjasmoro yang diberi cekaman kekeringan. Penelitian di lakukan di daerah tropis yaitu di Kelurahan Pasirwangi, Ujung Berung, Bandung menggunakan pot. Pertumbuhan tinggi tanaman kedelai kultivar Tambaguro berkisar 12 cm pada umur 2 MST (minggu setelah tanam) sampai 29 cm pada umur 6 MST, sedangkan tinggi tanaman kultivar Anjasmoro berkisar 10 cm pada 2 MST sampai 32 cm pada 6 MST. Tampilan konduktasi stomata untuk kedua kultivar menunjukkan penurunan seiring umur tanaman (2-6 MST) yaitu berkisar 1094 - 1042 mmol/m²•s untuk Tambaguro, dan 892-1319 mmol/m²•s untuk Anjasmoro. Kultivar Tambaguro memperlihatkan pertumbuhan tinggi tanaman lebih baik dari kultivar Anjasmoro pada awal tumbuh, namun tidak pada pertumbuhan umur lanjut, sedangkan Kultivar Anjasmoro memiliki keunggulan dalam pertumbuhan tinggi pada umur lanjut. Tampilan fisiologis berupa respons konduktansi stomata dan fluoresensi klorofil kultivar Tambaguro lebih baik dari Anjasmoro disemua umur pengamatan, sedangkan dalam kodisi cekaman kekeringan, tampilan fisiologis kedua kultivar cenderung sama menunjukkan ada potensi keunggulan genetik yang perlu dipertimbangkan, terlebih kultivar Tambaguro ini merupakan jenis kedelai berbiji besar sehingga memiliki keungulan secara ekonomis. Kata Kunci: