
Dimensi Sufistik dalam Tafsir al-Mishbah
Author(s) -
Nor Salam,
Syukri Syukri
Publication year - 2017
Publication title -
esoterik
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
eISSN - 2502-8847
pISSN - 2460-7576
DOI - 10.21043/esoterik.v2i1.1624
Subject(s) - art , philosophy
tudingan bahwa tasawuf, terutama setelah hadirnya karya monumental imam al-Ghazali, telah membuat dunia Islam mengalami kelesuan intelektual tampaknya memang tidak dapat ditolak dengan kembali menelaah konsep-konsep tasawuf yang seringkali menimbulkan kesan “permusuhan” terhadap kehidupan duniawi dengan segala hingar bingarnya (zuhud), begitu pun halnya ketika menelaah konsep tawakkal yang telah mencerabut kemampuan kreatif manusia menuju pada ketaklukan di bawah kuasa takdir. Kajian ini berupaya untuk membuktikan bahwa konsep tasawuf tidak selalu berkonotasi terhadap kemalasan yang dibungkus dengan nalar-nalar ketuhanan. Melalui kajian terhadap salah satu tafsir yang dihasilkan oleh Ulama Indonesia, Tafsir al-Mishbah karya M. Quraish Shihab, kesimpulan yang bisa diangkat adalah, konsep kunci dalam tasawuf yang lazim disebut dengan al-Maqamat wa al-Ahwal khususnya pada konsep zuhud dan tawakkal diberikan penafsiran dengan nuansa yang berbeda dari konsep tasawuf lama. Zuhud dalam tafsir al-Mishbah, tidak serta merta dijadikan sebagai konsep yang “membenci” dunia, melainkan dengan memadukan antara keduanya, dengan kata lain, kehidupan ukhrawi adalah tujuan sedangkan kehidupan duniawi adalah sarana yang tidak bisa ditinggalkan untuk mencapai tujuan. Begitu pula dengan konsep tawakkal, Shihab tidak lantas menyepakati dan mempertentangkan antara nalar Jabariah dan Qadariah yang selama ini –dengan melirik pada kajian dalam ilmu kalam –selalu dipertentangkan secara diametral. Dalam konsep sufistik Shihab, tawakkal tidak bisa dilepaskan dari upaya maksimal yang harus dilakukannya, sebaliknya, tawakkal harus tetap menjadi nilai dalam setiap upaya yang dilakukannya.