
DIALOGIS KOMUNIKATIF KEBUDAYAAN ISLAM DALAM MEMAHAMI AGAMA
Author(s) -
Masturin Masturin
Publication year - 2019
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2477-2046
DOI - 10.21043/at-tabsyir.v6i1.5604
Subject(s) - humanities , philosophy , art
Selama ini perkembangan ilmu-ilmu Islam hanyalah berupa dekodifikasi (penjabaran, penafsiran, sistematisasi) dari teks-teks Al-Quran dan Hadis, seperti Tafsir, Fiqih, dan Tasawuf. Teks-teks didekodifikasi menjadi teks baru, yaitu ilmu-ilmu Islam. Dengan kata lain, dekodifikasi berangkat dari teks menuju ke teks yang baru. Gampangnya, dekodifikasi adalah gerak dari teks ke teks. Sementara itu, ada perkembangan baru yang populer mulai 1980-an, yaitu gagasan Islamisasi ilmu. Ilmu-ilmu yang sudah ada (ilmu-ilmu alam, sosial, humaniora) "diislamkan" dengan mengembalikannya pada teks-teks Islam. Dalam Skala global, ada sedikitnya empat persoalan yang dihadapi agama dan kebudayaan, sendiri-sendiri atau bersama-sama, pertama, agama menghadapi sekularisasi. Kedua, kebudayaan menghadapi uniformasi, yaitu proses digantikannya diversifikasi kebudayaan yang berupa pilihan budaya individual oleh uniformasi kebudayaan. Ketiga, agama dan kebudayaan bersama-sama menghadapi persoalan alienasi metafisik, yaitu perasaan tak berdaya manusia menghadapi realitas. Keempat, pemecahan dari persoalan pertama, kedua, dan ketiga dalam bentuk spiritualisme pasca-modern yang non-rasional yang merupakan gejala anti-agama dan kontradiksi budaya, justru menimbulkan persoalan baru dari pada memecahkan persoalan.