z-logo
open-access-imgOpen Access
ANALISIS TEKNIK DAN KUALITAS TERJEMAHAN UNGKAPAN BERMAJAS METAFORA PADA NOVEL A THOUSAND SPLENDID SUNS KARYA KHALED HOSSEINI
Author(s) -
Etty Ekowati,
M.R. Nababan,
Riyadi Santosa
Publication year - 2017
Publication title -
prasasti/uns journal of language studies
Language(s) - Spanish
Resource type - Journals
eISSN - 2527-2969
pISSN - 2302-755X
DOI - 10.20961/prasasti.v2i2.2078
Subject(s) - humanities , art
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis teknik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan metafora nominatif, predikatif dan kalimatif (2) menganalisis pergeseran fungsi sintaksis dan gaya bahasa yang digunakan sebagai dampak dari penerapan teknik penerjemahan dan (3) dampak dari teknik penerjemahan terhadap kualitas terjemahan untuk ungkapan metafora dalam hal keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan. Dalam menganalisis terjemahan metafora pada novel “A Thousand Splendid Suns”, penelitian ini berdasarkan pada teori Wahab (1995). Teknik penerjemahan yang diterapkan dalam menganalisis data berdasarkan Molina dan Albir (2002), dan dalam menganalisis kualitas terjemahan, penelitian ini menggunakan kualitas terjemahan oleh Nababan et al. (2012). Metode penelitian ini adalah kualiatif deskriptif yang berfokus pada studi kasus tunggal. Sumber data adalah dokumen, novel berjudul “A Thousand Splendid Suns” kuesioner dari rater dan responden juga sumber data dalam penelitian ini. Teknik analisis data didasarkan pada teori Spradley  Hasil analisis menunjukkan bahwa ada 134 data metafora ditemukan dalam novel “A Thousand Splendid Suns” yang terdiri dari 47 data metafora nominatif, 77 data metafora predikatif dan 10 data kalimat metafora. Teknik-teknik yang diterapkan dalam menerjemahkan ungkapan metafora adalah: padanan lazim, kreasi diskursif, harfiah, amplifikasi, generalisasi, pengurangan( reduksi), transposisi, modulasi, penghapusan (deletion) , peminjaman, partikularisasi, variasi. Terkait dengan akurasi, Keberterimaan dan keterbacaan, penelitian menunjukkan bahwa dari 134 data, ada 104 data akurat dan yang lain termasuk kurang akurat dan tidak akurat. Dalam hal keberterimaan, 112 data dikategorikan diterima dan terkait dengan keterbacaan, 130 data memiliki keterbacaan tinggi. Dari data yang diperoleh, teknik Padanan Lazim memiliki dampak yang baik terhadap keakuratan terjemahan sementara teknik kreasi diskursif memiliki dampak tidak baik dalam aspek keakuratan meskipun mungkin memiliki dampak yang baik dalam keberterimaan dan keterbacaan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada dua jenis pergeseran yaitu pergeseran  fungsi sintaksis dan pergeseran majas. Kata kunci: Metafora, fungsi sintaksis, teknik penerjemahan

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here