
FAKTOR INDIVIDU YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM USAHATANINYA PADA LAHAN REHABILITASI TN MERU BETIRI (Individual factors influencing perception of farmer on its farming system at rehabilitation land of TN Meru Betiri )
Author(s) -
C. Yudi Lastiantoro
Publication year - 2020
Publication title -
jurnal penelitian pengelolaan daerah aliran sungai (journal of watershed management research)
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2579-6097
pISSN - 2579-5511
DOI - 10.20886/jppdas.2020.4.2.137-154
Subject(s) - forestry , geography , agricultural science , environmental science
Faktor individu petani pengelola lahan rehabilitasi Taman Nasional (TN) Meru Betiri mempunyai hubungan terhadap persepsi mereka pada lahan garapannya dan kawasan hutan di sekelilingnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor individu petani yang mempengaruhi persepsinya terhadap 1) kawasan hutan untuk tidak diganggu, 2) kawasan hutan milik negara, 3) hutan yang ada milik TN Meru Betiri, 4) hutan sebagai sumber bahan bangunan, 5) hutan sebagai sumber pakan ternak, 6) lahan rehabilitasi sebagai mata pencaharian, 7) lahan rehabilitasi sebagai sumber pangan, 8) lahan rehabilitasi sebagai garapan utama. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2017, di Desa Wonoasri Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember Jawa Timur. Metodologi penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi petani pengelola lahan rehabilitasi terhadap kawasan hutan dan lahan rehabilitasi TN Meru Betiri pada tingkat baik, artinya mereka mengakui keberadaan lahan rehabilitasi dan hutan di sekelilingnya merupakan kawasan hutan TN Meru Betiri. Faktor individu, yaitu tingkat pendidikan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap persepsi lahan rehabilitasi TN Meru Betiri sebagai sumber pangan. Tingkat pendapatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap persepsi hutan sebagai sumber pakan ternak dan lahan rehabilitasi sebagai matapencaharian. Implikasi dari temuan tersebut adalah pihak TN Meru Betiri sulit untuk meminta kembali lahan rehabilitasi dari petani pengelolanya untuk dijadikan kawasan hutan.