z-logo
open-access-imgOpen Access
SIMBOL DALAM UPACARA ADAT DAYAK NGAJU (SYMBOLS IN RITUAL TRIBE OF DAYAK NGAJU)
Author(s) -
Kuenna Kuenna
Publication year - 2017
Publication title -
jurnal bahasa, sastra, dan pembelajarannya (jbsp)
Language(s) - Slovenian
Resource type - Journals
eISSN - 2580-5932
pISSN - 2089-0117
DOI - 10.20527/jbsp.v5i2.3724
Subject(s) - nonverbal communication , psychology , communication
Simbol dalam Upacara Adat Dayak Ngaju. Upacara adat adalah bentuk kebaktian masyarakat DayakNgaju terhadap Ranying Hatalla (Tuhan), dewa-dewa, roh nenek moyang atau mahluk halus lainnya,dan dalam usahanya untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan mahluk gaib lainnya untuk memperolehkehidupan yang sejahtera. Penelitian ini penting diteliti guna melestarikan budaya masyarakat DayakNgaju sebelum budaya itu sendiri mengalami kepunahan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan180wujud, makna, dan fungsi simbol dalam upacara adat Dayak Ngaju. Pendekatan penelitian inimenggunakan pendekatan kualitatif.Metodepenelitian upacara-upacara adat Dayak Ngaju ini akanmenggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu suatu model penelitian yang akan berusaha membuatgambaran secara cermat dan mendalam tentang penggunaan simbol dalam pelaksanaan upacara adatyang berlangsung. Penelitian ini berpusat pada bahasa verbal dan nonverbal yang mengandung simboldalam upacara adat Dayak Ngaju. Objek penelitian dilakukan di Kabupaten Kapuas. Berdasarkan hasilpenelitian menunjukkan bahwa upacara adat masyarakat Dayak Ngaju adalah jalan yang dilakukanuntuk berkomunikasi dengan Ranying Hatalla (Tuhan). Dari sepuluh upacara adat Dayak Ngajuterdapat beberapa simbol, yaitu 1) upacara tiwah terdapat 18 simbol, yaitu 14 nonverbal, dan 4 simbolverbal; 2) upacara perkawinan terdapat 47 simbol, yaitu 44 simbol nonverbal, dan 3 simbol verbal; 3)upacara manajah antangterdapat 12 simbol, yaitu 10 simbol nonverbal, dan 2 simbol verbal; 4) upacarakematian terdapat 9 simbol, yaitu tujuh simbol nonverbal, dan2 simbol verbal; 5) upacara mapalasterdapat 11 simbol, yaitu 10 simbol nonverbal, dan satu simbol verbal; 6) upacara kehamilan terdapatlima simbol nonverbal; 7) upacara sangiang terdapat 11 simbol, yaitu 7 simbol verbal, dan 4 simbolnonverbal, 8) upacara manetek pantan terdapat 6 simbol, 5 nonverbal dan 1 simbol verbal; 9) upacaramamapas lewu terdapat 7 simbol yang terdiri dari 5 simbol nonverbal dan 2 simbol verbal; 10) upacaralaluhan terdapat 6 simbol yang terdiri dari 5 simbol nonverbal dan 1 simbol verbal. Dalam upacararitual masyarakat Dayak Ngaju, ekspresi malahap(o lo lo lo kiuuu),behas (beras), meto(hewan) dantelur, ada dalam upacara apapun baik dalam upacara tiwah,upacara perkawinan, upacara mapalas/pengobatan, upacara manajah antang, upacara kehamilan, upacara sangiang dan bentuk-bentukupacara lain berdasarkan adat Dayak Ngaju. Malahap merupakan simbol ekspresi yang diucapkansebagai penyemangat bagi suku Dayak Ngaju. Beras dan hewan ini tidak hanya sebagai pelengkapmakanan pokok namun mempunyai makna lain.Behas (beras) merupakan simbol media komunikasiyang sangat efektif antara manusia dengan Ranying Hatalla (Tuhan). Adapun darah hewan yangbiasanya digunakan, yaitu babi, kerbau, dan ayam. Darah binatang ini biasanya digunakan untukmamalas atau menetralisir hal-hal yang berbau tidak baik. Darah ini melambangkan hubungan antarmakhluk, antarmanusia dan fungsinya untuk mendinginkan atau menetralisir, sedangkan telur dalamsetiap upacara adat adalah lambang hubungan antarmakhluk juga sebagai simbol kedamaian danketentraman.Kata-kata kunci: simbol, upacara adat

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here