z-logo
open-access-imgOpen Access
TUTURAN RITUAL MALABUH PADA MASYARAKAT BANJAR KALIMANTAN SELATAN (RITUAL SPEECH MALABUH IN BANJAR COMMUNITY OF SOUTH KALIMANTAN)
Author(s) -
Raudatul Munawwarah Rusma Noortyani
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal bahasa, sastra, dan pembelajarannya (jbsp)
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2580-5932
pISSN - 2089-0117
DOI - 10.20527/jbsp.v11i1.10565
Subject(s) - speech community , meaning (existential) , linguistics , communication , psychology , philosophy , psychotherapist
Ritual Speech Malabuh In Banjar Community of South Kalimantan. This study aimed to determine the structure, function, and to analyze the ritual speech of malabuh meaning in Banjar community, South Kalimantan. In examining this problem, researchers used a qualitative research with descriptive method. Sources of data in this study were some data of ritual speech that obtained from 10 informants who have experience in performing malabuh ritual. Data collection techniques used interview through recording the spoken speech by informants. Data analysis used transcription, identification, classification, and inference of data to determine the structure, function, and meaning of ritual speech. The result of the research concludes that the structure of the malabuh ritual speech has a structure consisting of one (1) verse, which is a maximum of 7 lines and a minimum of 1 line. This ritual speechs have the complete sentence structure and have structural elements consisting of greeting, intention, and purpose. Ritual speech of malabuh was functioned as an introduction or a tool to invoke God's power, either directly or through an intermediary by the mystical crocodile which is believed have the power to provide protection or to eliminate the disturbance. The ritual speech that analyzed with hermeneutic approach performed significantly as a communication medium for serving malabuh ritual offerings. Key words: malabuh, ritual speech, mystical crocodile, banjar community Abstrak Tuturan Ritual Malabuh pada Masyarakat Banjar Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan mengetahui struktur, fungsi, dan menganalisis makna tuturan ritual malabuh pada masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan. Dalam mengkaji masalah ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah data tuturan ritual yang didapat dari 10 informan yang memiliki pengalaman melakukan ritual malabuh. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara melalui perekaman dan pencatatan tuturan lisan yang diucapkan oleh informan. Analisis data yang digunakan dengan pentraskripsian data, pengidentifikasian data, pengklasifikasian data, dan penyimpulan data untuk mengetahui struktur, fungsi, dan makna tuturan ritual malabuh. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa struktur tuturan ritual malabuh memiliki struktur yang terdiri dari terdiri dari satu (1) bait, dimana berjumlah paling banyak 7 baris dan paling sedikit 1 baris. Tuturan ritual malabuh ini memiliki struktur kalimat yang lengkap dan memiliki unsur pembangun struktur yang terdiri dari salam pembuka, unsur niat, dan unsur tujuan. Fungsi tuturan ritual malabuh sebagai pengantar atau alat untuk memohon kekuasaan Tuhan, baik secara langsung maupun melalui perantara buaya gaib yang dipercaya memiliki kekuatan untuk memberikan perlindungan atau dihilangkan gangguan yang sedang dihadapi. Tuturan ritual yang dianalisis menggunakan pendekatan hermeneutik bermakna sebagai media komunikasi untuk menyajikan sajian ritual malabuh tersebut. Kata-kata kunci : malabuh, tuturan ritual, buaya gaib, masyarakat banjar

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here