
BACA-BACA SANRO ANA’: TRADISI DAN RELIGI PADA KELAHIRAN TRADISIONAL MASYARAKAT BUGIS DI SULAWESI SELATAN
Author(s) -
Firman Saleh
Publication year - 2019
Publication title -
cordova journal
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2714-5808
DOI - 10.20414/cordova.v9i1.1775
Subject(s) - mantra , theology , art , humanities , philosophy
Baca-baca Sanro Ana’ merupakan ketidakjelasan bentuk dan kekaburan makna yang diyakini masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan dalam kelahiran tradisional menggelitik dan mendorong untuk mengungkapkannya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tradisi dan religi yang menjadi kepercayaan dibungkus dalam baca-baca sanro ana’ yang berupa mantra atau sastra yang sangat tradisional. Bentuknya yang berupa puisi lama yang terdiri dari pembuka, isi dan penutup. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif dengan berorientasi pada tuturan berupa mantra atau baca-baca sanro ana’ itu sendiri. Data didapatkan dengan melakukan observasi, wawancara, merekam, mencatat. Hasil penelitian menjelaskan bentuk mantra sanro ana’ adalah puisi lama atau puisi tradisional yang terdiri dari beberapa baris, namun tidak memiliki rima yang beraturan. Bentuk mantra yang berupa puisi lama yang terdiri dari pembuka, isi dan penutup. Mantra tidak dapat dimaknai secara langsung dari setiap kata yang terdapat dalam mantra sanro ana’, sebab kata-katanya bermakna metafora atau ungkapan perumpamaan. Mantra yang diungkapkan oleh sanro ana’ pada tradisi tujuh bulanan merupakan bahasa yang bermakna kekuatan, proses kelahiran dalam tahap kesakitan bermakna kemudahan, serta saat keluarnya bayi dari kandungan ibu sanro ana’ meniupkan atau membacakan mantranya yang mengandung yang bermakna keselamatan. Mantra terdiri atas beberapa jenis berdasarkan fungsi dan kegunaannya karena berhubungan denga alam gaib, dan menggunakan pilihan kata pengungkapan yang tepat. Mantra berfungsi sebagai alat utama bagi Sanro Ana’, pengintegrasian diri dengan Tuhan penciptanya alam semesta, permintaan izin kepada unsur yang terdapat dalam diri manusia, penolak bala’ dan doa pengharapan.