
MENJADI WAKIL TUHAN (Memahami Pemikiran Khalid M. Abou El Fadl tentang Konsep Otoritas Penafsir Pesan Tuhan)
Author(s) -
Fawzi Kadi
Publication year - 2013
Publication title -
al-ihkam : jurnal hukum dan pranata sosial
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
eISSN - 2442-3084
pISSN - 1907-591X
DOI - 10.19105/al-lhkam.v7i1.316
Subject(s) - humanities , philosophy
Tulisan ini mencabar konsep otoritas, terutama dalam bidanghukum Islam, menurut Khaled M. Abou El Fadl. Sistematikayang digunakan olehnya dalam menuangkan gagasannyatersebut adalah pertama-tama menjelaskan latar belakangmunculnya krisis otoritas. Kemudian dia menjelaskan konsepotoritas secara umum dengan mengadopsi pemikiranFriedman yang membedakan otoritas persuasif dari otoritasyang bersifat koersif. Melalui pembahasan yang sangatsistematis-analitis, kemudian dia menawarkan konsepotoritas dalam Islam yang harus memenuhi lima kriteria yangmenurutnya harus dipenuhi oleh seorang pemegang otoritas,yakni para ahli hukum, agar produk hukum yangdihasilkannya mendapat legitimasi kuat dan berlakuuniversal. Kelima prasyarat tersebut adalah kejujuran(honesty), kesungguhan (diligence), menyeluruh(comprehensiveness), rasionalitas (reasonableness), danpengendalian diri (self restraint). Dengan konsep otoritas yangdia tawarkan, dia ingin menggugat kemapanan ilmu dantradisi hukum Islam yang menurutnya telah “menempati”dan “melampaui” otoritas Tuhan. Orang-orang yangmendeklarasikan dirinya sebagai para wakil Tuhandipandang olehnya sebagai sikap otoritarianisme.