
From occultism to hybrid Sufism: the transformation of an Islamic-hybrid spiritual group in contemporary Indonesia
Author(s) -
Ahmad Muttaqin
Publication year - 2014
Publication title -
indonesian journal of islam and muslim societies/indonesian journal of islam and muslim sociaties
Language(s) - English
Resource type - Journals
SCImago Journal Rank - 0.195
H-Index - 5
eISSN - 2406-825X
pISSN - 2089-1490
DOI - 10.18326/ijims.v4i1.81-104
Subject(s) - spirituality , sufism , context (archaeology) , theology , sociology , islam , political science , religious studies , philosophy , history , medicine , alternative medicine , archaeology , pathology
This paper discuses transformation of an Islamic-Hybrid Spiritual group, the Bhakti Nusantara (literally means ‘devotion to nation’), from spiritualitas kasar [rough spirituality] of occult-based spirituality to the finer spirituality [spiritualitas alus] which is linked to Sufi spiritual practices. Based on my field work in Yogyakarta, in 2009 and 2010, the paper explains sociological context of group’s institutional and spiritual transformation amid contemporary Islamic revival and modernizing process of the country. It then argues that the transformation of the group was driven by the logic for presenting spiritual heritages that are practically appropriate for modern life and which also fit religiously with orthodox Islam. Both the institutional transformation and the change of spiritual orientation of the group mark BN, as a hybrid spiritual group, to actively involve in the opportunities of modernity, instead of resisting the challenges and pressures of modern life. Tulisan ini membahas proses transformasi dalam sebuah kelompok spiritualitas hybrida bernama Bhakti Nusantara (BN) dari “spiritualitas kasar” yang terkait dengan praktik klenik-kejawen ke spiritualitas halus yang berbasis pada praktif tasawuf/Sufisme. Berdasar hasil riset lapangan di Yogyakarta tahun 2009 dan 2010, paper ini mencoba mengungkap konteks sosiologis dari transformasi kelembagaan maupun perubahan orientasi spiritualnya di tengah proses modernisasi dan kebangkitan Islam di Indonesia pasca reformasi. Transformasi dari spiritualitas kasar ke spiritualitas halus ini terjadi, diantaranya, dilatari oleh nalar untuk menyesuaiakn praktik dan layanan spiritual agar lebih sesuai dengan alam pikiran dan kebutuhan manusia modern dan praktik spiritual yang tidak bertentangan dengan ortodoksi keberagaan umat Islam. Transformasi yang terjadi di BN telah mengantarkan kelompok spiritualitas hibrida ini untuk menawarakan formula spiritual yang lebih pro aktif dalam menyongsong peluang yang ditawarkan modernitas, bukan formula spiritualitas untuk melawan tantangan dan menghidnari tekanan kehidupan modern.