
Menolak Stereotipe terhadap Perempuan Etnis Tionghoa Analisis Semiotika Iklan Bukalapak
Author(s) -
Arif Rifki Lukmanul Hakim,
Muhammad Ikhsanudin,
Alif Yahya Lutfi
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal audiens
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
ISSN - 2722-4856
DOI - 10.18196/jas.v3i2.11895
Subject(s) - humanities , art
Iklan adalah bentuk presentasi non-pribadi atau promosi ide, gagasan, produk, jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Periklanan adalah penggunaan media untuk memberitahukan kepada khalayak tentang sesuatu atau mengajak mereka melakukan sesuatu. Iklan dibuat untuk menerima timbal balik yang cepat dari penerima pesan. Bukalapak membuat iklan dengan menampilkan budaya etnis Tionghoa sebagai alat untuk menarik perhatian penerima pesan. Penelitian ini dibuat untuk menganalisis stereotip dalam iklan Bukalapak edisi Imlek. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis semiotika Roland Barthes. Analisis yang dilakukan yaitu dengan melihat tanda-tanda yang digunakan dalam iklan Bukalapak edisi Imlek tahun 2017. Temuan penelitian menunjukan bahwa iklan Bukalapak edisi Imlek mengandung stereotip etnis Tionghoa. Etnis tionghoa memiliki stereotipe yang melekat pada diri mereka di antaranya, eksklusif, hanya mementingkan kelompoknya sendiri, rakus, dan setia pada negeri leluhur. Etnis Cina kerap dianggap sebagai orang asing di Indonesia. Konsep “orang luar” ini disebabkan karena pemahaman sebagian masyarakat terhadap nasionalisme. Ibu kos beretnis Tionghoa dalam iklan Bukalapak menolak stereotip bahwa etnis Tionghoa adalah etnis yang pelit dan tidak berbaur dengan masyarakat. Iklan ini adalah representasi bahwa perempuan etnis Tionghoa adalah perempuan yang peduli dan bisa berbaur dengan masyarakat.