z-logo
open-access-imgOpen Access
FENOMENA BAHASA NAMA DALAM BUDAYA JAWA: KAJIAN ASPEK FILOSOFIS DAN FAKTA SOSIAL
Author(s) -
Udjang Pr. M. Basir
Publication year - 2019
Publication title -
lokabasa: jurnal kajian bahasa, sastra, budaya daerah, serta pengajarannya/lokabasa
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2528-5904
pISSN - 2338-6193
DOI - 10.17509/jlb.v8i1.15972
Subject(s) - sociology , humanities , aesthetics , art
Nama dalam budaya Jawa tidaklah sekedar identitas belaka. Di dalamnya terkandung berbagai makna terselubung yang terkait dengan hidup dan perikehidupan masyarakat secara tradisi dan filosofi. Tradisi budaya yang umumnya berkembang secara turun-temurun itu merupakan potret sosial nyata tentang pola pemikiran dan keyakinan yang ada dalam komunitas masyarakatnya. Fenomena tersebut masih berkembang hingga saat ini. Sebagian masih menjadi keyakinan ritualistik masyarakat Jawa secara masif, tetapi tidak sedikit yang menggunakannya sebagai identitas budaya semata. Lebih dari itu ada pula yang memanfaatkannya sebagai unsur pembeda (brand) untuk kepentingan promosi dan kompetisi bisnis di tengah era globalisasi. Dengan konsep sosiopragmatik (didaktik) dan pendekatan semioantropologi (filsafat), sajian data akan digali menggunakan metode deskriptif dengan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara terbatas terkait dengan aspek latar penamamaan, tujuan, sumber rujukan, pemahaman dan fakta sosial. Vokus bahasan akan dipusatkan pada aspek fenomena penggunaan bahasa nama dalam budaya Jawa yang terkait dengan nama anak (orang). ABSTRACTThe name in Javanese culture is not just  merely an identity. It contains a variety of hidden meanings related to life, traditional and philosophical value of life. Cultural tradition that generally develops from generation to generation is a real social portrait of the patterns of thought and belief that exist in the society. The phenomena is still developing recently. Some of them still become ritualistic beliefs of mostly Javanese society, and many of them use it only as cultural identity. More than that there is also Javanese people use names as a differentiator for the benefit of promotion and business competition in the globalization era. With the concept of sociopragmatic and semioanthropological approach, the data presentation will be extracted by using the descriptive method with observation, documentation, and limited interviewing techniques related to aspect of naming backgrounds, objectives, referral sources, understanding and social facts. The focus of the discussion will be concerned on the phenomenon of the use of language of name in Javanese culture that is related to the name of the child.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here