
Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Melalui Menyelesaikan Soal Cerita Menggunakan Tahapan POLYA
Author(s) -
Komariah
Publication year - 2016
Publication title -
eduhumaniora : jurnal pendidikan dasar/eduhumaniora
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2579-5457
pISSN - 2085-1243
DOI - 10.17509/eh.v1i2.2733
Subject(s) - mathematics , humanities , philosophy
Abstrak Salah satu tujuan dari pembelajaran matematika di tingkat SD menurut kurikulum 2004 dan KTSP adalah mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.Berdasarkan orientasi lapangan pada salah satu SD di dari hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih tergolong rendah Masalah pada penelitian ini (1) bagaimana kualitas kemampuan pemecahan masalah matematika siswa ditinjau dari setiap tahap pemecahan masalah dan secara keseluruhan selama proses pembelajaran berlangsung? (2) bagaimana aktivitas siswa pada kegiatan diskusi kelompok selama proses pembelajaran berlangsung? (3) bagaiman tanggapan siswa terhadap pembelajaran pemecahan masalah matematika melalui diskusi kelompok? Pembelajaran pemecahan masalah matematika pada penelitian ini ditinjau dari setiap tahap pemecahan masalah dan secara keseluruhan langkah selama proses pembelajaran berlangsung. Langkah pemecahan masalah menurut Polya meliputi (1) memahami masalah, (2) merencanakan penyelesaian, (3) melaksanakan penyelesaian, (4) memeriksa kembali hasil, serta secara keseluruhan. Metoda yang dipergunakan penelitian tindakan kelas terhadap siswa kelas VI SD CIbiru VII Bandung terdiri dari 38 orang siswa dengan setting kelas kegiatan diskusi kelompok. Instrumen dalam penelitian ini tes, observasi, angket. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I kualitas kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah, sebagian kelompok salah mengartikan soal pada tahap memahami masalah, tahap merencanakan penyelesaian dan secara keseluruhan langkah. Pada siklus II ada kemajuan semua kelompok siswa dapat menyelesaikan soal namun ada kelompok siswa yang masih salah mengartikan soal pada tahap memahami masalah dan dan secara keseluruhan langkah masih salah menghitung. Pada siklus III semua kelompok dapat menyelesaikan soal namun pada tahap secara keseluruhan masih ada kelompok siswa yang salah dalam menghitung terutama dalam membagi dan membulatkan. Hasil tes akhir menunjukkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa secara keseluruhan tergolong baik dan relative homogen mendekati rata‐rata. Aktivitas siswa pada kegiatan diskusi kelompok pada siklus I siswa belum dapat menyesuaikan diri dengan situasi pembelajaran yang diciptakan pada akhir siklus I dan pada siklus II serta III kegiatan diskusi lebih hidup dan kondusif yang dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaranpemecahan masalah matematika. Kesulitan yang dihadapi siswa pada tahap memahami masalah dan pada tahap merencanakan penyelesaian. Kata Kunci: Kemampuan pemecahan masalah matematika, Soal Cerita, Langkah Polya