z-logo
open-access-imgOpen Access
FOLKLOR LAPINDO SEBAGAI WAWASAN GEO-CULTURE DAN GEO-MYTHOLOGY BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)
Author(s) -
Bayu Dwi Nurwicaksono
Publication year - 2013
Publication title -
jurnal pendidikan bahasa dan sastra/jurnal pendidikan bahasa dan sastra
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2527-8312
pISSN - 1412-0712
DOI - 10.17509/bs_jpbsp.v13i1.761
Subject(s) - mythology , folklore , art , humanities , literature
Abstrak Kearifan lokal tentang insiden lumpur Lapindo adalah cerita rakyat tentang kejadian di masa lalu yang dapat digunakan sebagai pelajaran pada masa kini dan masa depan, tentang dongeng Candi Tawangalun dan dongeng Emas Ketimun. Terlepas apakah itu sebuah dongeng yang pernah terjadi secara empiris atau hanya realitas-fiksi, kehadirannya dapat digunakan sebagai pijakan untuk memahami peristiwa (bencana) dari perspektif budaya. Wawasan Geo-Budaya dan Geo-Mitologi dalam cerita rakyat Lapindo bisa menjadi alternatif bahan pembelajaran kontekstual berbasis kearifan lokal dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing karena kontekstualitas dan substansi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sangat menarik. Praktek pembelajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing di Australia diketahui bahwa cerita tradisi lisan tapi cerita hanya sebagai pelengkap tradisi lisan sama pentingnya dengan pengetahuan tentang tata bahasa, bahkan dengan pengenalan tradisi lisan cerita, pembelajar BIPA akan mengetahui tentang budaya Indonesia. Kata-kata kunci: cerita rakyat, Geo-Culture, Geo-Mythology, kearifan lokal, BIPA Abstract Local wisdom about Lapindo mudflow incident is the folklore about the events in the past that can be used as a lesson on the present and future, that fairy tales Tawangalun Temple and fairy tale Golden Cucumber. Regardless whether it's a fairy tale ever happened empirically or just reality-fiction, its presence can be used as a foothold for understanding the events (disasters) from the perspective of the present culture. Insights Geo-Culture and Geo-Mythology in Lapindo folklore can be an alternative contextual teaching materials based on local wisdom in learning Indonesian for foreign speakers because contextuality and substance of the values contained in it very interesting. Practice learning Indonesian for foreign speakers in Australia is known that oral tradition story but the story only as a complement to the oral tradition is just as important as knowledge of grammar, even with the introduction of the oral tradition of story, BIPA learners will know the culture of Indonesia.Keywords: folklore, Geo-Culture, Geo-Mythology, local wisdom, BIPA

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here